Kondisi Lokbin Abdul Gani Memprihatinkan
Kondisi Lokasi Binaan (Lokbin) Abdul Gani di Jalan Galur Jaya, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, sangat memprihatinkan. Bangunan yang berdiri sejak 1996 itu, tampak rusak di beberapa bagiannya. Kesan kumuh dan kotor juga terlihat pada lokbin terbesar di Jakarta Pusat tersebut.
Pedagang yang di dalam cuma jualan setengah hari saja. Soalnya memang jarang banget pembeli masuk ke dalam pasar
Pantauan beritajakarta.com, banyak kios yang tutup di lokbin tersebut. Bahkan, kini banyak pedagang berjualan di bahu jalan. Kondisi pasar yang tidak memiliki lahan parkir, semakin memperparah kesemrawutan lokbin tersebut.
Rusak Parah, Lokbin Pasar Kramatjati Sepi Pembeli
"Di sini gak ada parkir, jadi pembeli jarang mau masuk ke pasar, makanya yang di dalam pasar kiosnya banyak tutup," ujar Ramlan (29), seorang pedagang sayur, Jumat (17/10).
Selain itu, lokbin seluas 5,367 meter persegi tersebut kiosnya banyak yang sudah rusak dan atapnya juga banyak yang bocor. Kondisi itu membuat air hujan kerap masuk ke dalam lokbin hingga membuat lantai menjadi becek.
"Pedagang yang di dalam cuma jualan setengah hari saja. Soalnya memang jarang banget pembeli masuk ke dalam pasar," keluhnya.
Kepala UPT Lokbin Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Orada Sinurat membenarkan, kondisi lokbin yang tidak terawat. Pihaknya juga mengaku sudah mengajukan anggaran perbaikan lokbin tersebut sejak tahun 2012, namun karena proses lelang yang terlambat hingga kini perencanaan tersebut harus tertunda.
"Kita sudah rencanakan dibangun tahun 2013, namun lelangnya baru disetujui Oktober jadi kita tunda. Begitu juga tahun ini lelangnya baru September, jadi terpaksa batal lagi," katanya.
Pihaknya akan kembali mencoba mengajukan anggaran perbaikan pasar tersebut pada tahun 2015 mendatang. Apalagi menurutnya pasar tersebut cukup berpotensi mengingat berada di kawasan padat penduduk.
"Kita harap tahun depan bisa lebih cepat proses persetujuan lelangnya. Apalagi pasar tersebut semua pedagangnya sudah membayar restribusi melalui autodebet Bank DKI," ungkapnya.