Sebanyak 29 kepala keluarga (KK) yang menempati bantaran Waduk Ria Rio, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur telah mengambil nomor undian untuk menempati Rusunawa Jatinegara Kaum, Senin (17/11). Sehari sebelumnya, sebanyak 46 KK sudah lebih dulu mengambil nomor undian.

Total ada 75 KK eks warga Waduk Ria Rio yang telah mengambil nomor undian untuk menempati Rusunawa Jatinegara Kaum

"Total ada 75 KK eks warga Waduk Ria Rio yang telah mengambil nomor undian untuk menempati Rusunawa Jatinegara Kaum," kata Sayid Ali, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Wilayah III Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI.

Sayid mengatakan, sebanyak 75 KK yang sudah mendapatkan nomor undian, langsung dimasukkan ke Blok A Rusunawa Jatinegara Kaum. Sementara sisanya masih menunggu verifikasi dan surat pengantar dari kelurahan dan kecamatan setempat. Rusunawa Jatinegara Kaum menyiapkan 200 unit untuk warga eks Waduk Ria Rio.

"Data yang kami terima dari kelurahan dan kecamatan ada 104 KK yang bisa masuk ke Rusunawa Jatinegara Kaum. Sementara, kami juga menerima data dari warga ada sebanyak 102 KK. Namun dari 102 KK yang diserahkan itu, hanya 29 KK yang terverifikasi," ujar Sayid.

Dari hasil verifikasi tersebut, jelas Sayid, pihaknya menemukan 13 KK sudah terdaftar sebagai penghuni di Rusunawa Pinus Elok. Mereka pun langsung dicoret namanya dari calon penghuni Rusunawa Jatinegara Kaum ini.

Rencananya Selasa (18/11) besok akan dilakukan pengundian bagi warga yang belum mendapatkan nomor undian. Namun mereka yang berhak mengikuti undian adalah yang sudah mendapatkan surat rekomendasi dari kelurahan dan kecamatan setempat. Jumlah KK yang mengambil nomor undian ini tergantung dari data yang dikirim oleh pihak kelurahan/kecamatan.

"Meski mereka pengontrak, jika memiliki KTP atau KK DKI dan mendapatkan surat pengantar dari kelurahan/kecamatan, maka akan diproses untuk mengikuti undian," lanjut Sayid.

Sementara itu, warga yang belum mendapatkan unit saat ini terpaksa menginap di lobi Rusunawa Jatinegara Kaum. Seluruh perabot rumah tangga, mulai dari tempat tidur, lemari, lemari es, televisi dan sebagainya ditumpuk begitu saja.

Warga tidur dengan cara menggelar tikar atau kasur. Mereka tidak dapat masuk lantaran belum mendapatkan surat rekomendasi dari kelurahan/kecamatan setempat.