You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Akibat Banjir, 45 Warga Kampung Pulo Terserang Demam
.
photo doc - Beritajakarta.id

Antisipasi Banjir, DKI Siagakan 84 Posko Kesehatan

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta akan menyiagakan 48 posko kesehatan dan 550 tenaga medis untuk menantisipasi banjir di ibu kota. Posko kesehatan yang didirikan, bersifat situasional atau mengikuti kondisi dan kebutuhan pengungsi di lapangan.

Posko Kesehatan yang sudah disiapkan ada 84 dengan tenaga medis sekitar 550 orang

"Posko Kesehatan yang sudah disiapkan ada 84 dengan tenaga medis sekitar 550 orang. Tenaga medis itu‎ terdiri dari perawat, dokter, tenaga farmasi dan sopir ambulans," ujar Dien Emmawaty, Kepala Dinkes DKI Jakarta, Selasa (2/12).

Pemprov DKI Antisipasi Banjir di 62 Titik Rawan

Dikatakan Dien, posko maupun tenaga medis tersebut akan langsung diterjunkan ke lokasi pengungsian bilamana dibutuhkan.

"Posko kami tidak seperti Posko Dinas Sosial yang mengikuti pengungsi. Kalau kami, begitu di suatu daerah ada banjir, maka ke dekat warga yang mengungsi. Jika pengungsian besar, kita jaga di sana 24 jam," tuturnya.

Ia mencontohkan, pengalaman pada tahun lalu, pihaknya mendirikan posko kesehatan selama 24 jam di wilayah banjir Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan menempatkan petugas medis secara bergantian.

"Itu karena jumlah pengungsinya banyak. Kalau tidak banyak dan banjirnya hanya sepingggang, kami tetap dirikan posko. Hanya saja biasanya cuma sampai jam 6 sore. Jadi posko kesehatan yang didirikan sifatnya itu situasional," katanya.

Apabila di suatu wilayah sudah tak lagi dalam kondisi banjir, warga yang masih tinggal di pengungsian diminta berobat sendiri ke puskesmas. Ia melanjutkan, bagi warga korban banjir yang tidak bisa diobati di puskesmas, akan dirujuk ke rumah sakit‎ rujukan dengan biaya gratis ditanggung sepenuhnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Ada 81 rumah sakit rujukan terdiri dari rumah sakit Pemerintah Pusat, RSUD dan juga rumah sakit swasta," ungkapnya.

Menurut Dien, berdasarkan pengalaman, trend penyakit yang umumnya diderita korban banjir di wilayah pengungsian yakni diare, batuk pilek, gatal-gatal kulit, panas hingga DBD (Demam Berdarah Dengue ). Bahkan, bila banjir berlangsung lama,  penyakit kencing tikus biasanya akan muncul menjadi ancaman yang harus diwaspadai warga.

"Maka dari itu dalam kondisi banjir, masyarakat disarankan untuk menetapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), mematikan listrik dan mengkonsumsi air yang bersih atau meminum air kemasan," imbaunya.

Selain itu, untuk mencegah penyakit kencing tikus, warga diminta mengenakan sepatu boot yang dapat melindungi kulit.

"Setelah banjir surut, kita ingatkan warga juga agar segera membersihkan rumah dengan pembersih karbol, terutama bagian lantai dan tembok. Tidak lupa juga kita ingatkan mereka untuk menjernihkan sumur," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Salip Jatim, Jakarta Pimpin Perolehan Medali Emas PON XXI

    access_time14-09-2024 remove_red_eye1214 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Klasemen Sementara PON XXI, Jakarta Terus Bayangi Jawa Timur

    access_time13-09-2024 remove_red_eye1090 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Warga Serbu Pasar Murah di Kelurahan Dukuh

    access_time18-09-2024 remove_red_eye1039 personNurito
  4. Ini Penerima DTKJ Award 2024

    access_time19-09-2024 remove_red_eye830 personTiyo Surya Sakti
  5. Heru Harap Transportasi Publik Jakarta Terintegrasi Menyeluruh

    access_time17-09-2024 remove_red_eye771 personBudhi Firmansyah Surapati