40 Kilogram Timun Lokal Hasil Urban Farming Dipanen
Urban farming atau pertanian perkotaan kini berkembang pesat di Jakarta. Usaha Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan warganya memanfaatkan keterbatasan ruang pun patut diacungi jempol.
Saya liat panennya banyak sehingga ini bisa dikatakan sangat berhasil,
Ya, hari ini, Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali pun berkesempatan memanen timun lokal sebanyak 40 kilogram hasil urban farming warga di Kompleks Perumahan Bukit Mas, Kelurahan Bintaro, Pesanggrahan.
RPTRA Melati Duri Pulo Panen Sayuran dan Ikan Nila
"Hari ini panen timun lokal organik. Saya liat panennya banyak sehingga ini bisa dikatakan sangat berhasil," ujar Marullah, usai memanen timun lokal organik di Bintaro, Pesanggarahan, Senin (20/5).
Marullah pun mengaku sangat puas karena produk pertanian yang dihasilkan sangat bagus. Menurutnya, hal itu karena tidak hanya ditopang bibit yang baik, namun juga oleh kontur tanah yang memang cocok digunakan sebagai lahan pertanian.
"Timunnya besar-besar dan bagus. Di sini juga ditanam jagung, hasilnya pun memuaskan," katanya.
Lurah Bintaro, Dimas Prayudi menambahkan, urban farming di wilayahnya dilakukan oleh warga, dibantu petugas PPSU serta anggota TP PKK kelurahan.
"Hasilnya hari ini kita panen 40 kilogram timun lokal yang hasilnya dijual ke warga per kilogramnya Rp 10 ribu. Hasil penjualan ini akan dibelikan bibit lagi," ucapnya.
Ditambahkan Dimas, lahan yang dimanfaafkan untuk urban farming timun lokal organik ini memiliki luas 6.000 meter persegi dan merupakan lahan milik Pemprov DKI Jakarta.
Sementara salah seorang warga Perumahan Bukit Mas, Gusti Ayu Made mendukung penuh adanya urban farming di lingkungannya.
"Awalnya ini usulan warga, dan mendapatkan respons yang baik dari kelurahan sehingga kami sepakat untuk menanam tanaman yang bermanfaat untuk warga," tandasnya.