Asyik, Ada Virtual Tour Museum Saat Pandemi COVID-19
Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta akan mengadakan virtual tour atau tur daring di empat museum yakni, Museum Sejarah Jakarta, Museum Joang '45, Museum MH Thamrin, dan Museum Prasasti.
Virtual tour pertama pada 18 Mei 2020
Kepala UP Museum Kesejarahan Jakarta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Sri Kusumawati mengatakan, tur daring dapat ditonton secara langsung melalui akun Instagram @museumkesejarahan.
"Virtual tour pertama akan mengambil lokasi di Museum Sejarah Jakarta pada Senin 18 Mei 2020," ujar Ati, sapaan akrabnya, Jumat (15/5).
670 Pegiat Seni di Jaksel Telah Diberikan Bantuan SembakoAti menjelaskan, virtual tour berdurasi satu sampai dua jam. Pemandu museum akan menyusuri setiap ruangan yang ada di Museum Sejarah Jakarta sambil menceritakan kisah sejarah dan koleksi-koleksi yang tersimpan di ruangan tersebut.
"Eksplorasi ruangan dilakukan secara berseri dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Tim sosmed kami pegang ponsel untuk pengambilan videonya, kalau yang menjelaskan nanti pemandu museum. Konsep virtual tour ini serial, artinya setiap ruangan punya seri masing-masing," terangnya.
Ia menambahkan, penonton dapat bertanya saat virtual tour sedang berlangsung atau melalui kolom komentar setelah dipublikasikan di Instagram TV (IGTV).
"Kalau saat lagi live kami jawab langsung kalau ada yang bertanya di kolom komentar kami jawab di kolom komentar," imbuhnya.
Menurutnya, museum di Jakarta tidak menerima kunjungan selama pandemi COVID-19. Untuk itu, virtual tour ini digelar untuk membuka kembali memori warga terhadap museum sebagai tempat rekreasi yang sarat edukasi dan nilai sejarah, serta memberikan hiburan.
"Kehidupan sosial kita berubah jangan sampai memori kita akan museum dan sejarah kota jadi terlupakan. Virtual tour ini bertujuan agar pengunjung itu dapat merasakan kehadiran museum kembali secara tidak langsung," ungkapnya.
Virtual tour ini, sambung Ati, dilaksanakan sebagai upaya mempertahankan tingkat kunjungan warga maupun turis ke museum setelah pandemi ini berakhir.
"Jangan sampai setelah pandemi ini selesai justru masih menyisakan persepsi takut keramaian sehingga warga enggan berkunjung ke museum," tandasnya.