Akses Internet JakWIFI Cepat, Belajar Siswa Tak Terhambat
Kecepatan data internet JakWIFI yang mumpuni dan stabil sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama para siswa sekolah. Mereka tidak merasakan gangguan sinyal pada jaringan handphone-nya.
Setiap titik lokasi JakWIFI disiapkan dengan kecepatan 50 Mbps,
Seperti yang diungkapkan oleh Nurul Ainun (14), siswi kelas VIII SMPN 2 Jakarta yang bersama adiknya, Rizky, siswi kelas V SDN 02 Tanah Tinggi, Jakarta Pusat ini.
Sejak JakWIFI diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Nurul dan adiknya langsung mencoba mengakses internet melalui JakWIFI yang terpasang di kantor Sekretariat RW 01 Kelurahan Galur, Senen.
JakWIFI Hemat Pengeluaran Ibu Ini Hingga Rp 500 Ribu"Pas tahu ada internet gratis dari Pemerintah Jakarta, saya langsung coba. Alhamdulillah cepat sekali internetnya, tidak seperti jaringan kalau di rumah, lemot," ungkapnya, Rabu (2/9).
Menurut Nurul, dengan adanya akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta, ia tidak lagi membebankan orang tuanya untuk membeli kuota lebih besar.
"Dulu sebelum ada JakWIFI, orang tua beli kuota internet agak keberatan. Dalam seminggu habis Rp 50 ribu untuk beli kuota internet. Sangat membantu sekali," ucapnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Ezra Letizia Sipayung, siswa kelas XI SMK PGRI 4 Jakarta yang memanfaatkan JakWIFI di kantor Sekretariat RW 02 Kelurahan Galur, Senen.
"Dibanding beli kuota sendiri, internet di sini sangat cepat. Belajar juga nyaman, dan bantu ringankan orangtua dalam membeli kuota internet," ucapnya.
Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Kominfotik) Jakarta Pusat Lestari Ady Wiryono menjelaskan bahwa memang kecepatan data yang terpasang di setiap titik JakWIFI dikondisikan untuk mampu mengakomodir kebutuhan internet masyarakat.
"Setiap titik lokasi JakWIFI disiapkan dengan kecepatan 50 Mbps (Megabit per second)," tandasnya.
Untuk di kantor Sekretariat RW 01 dan 02 Kelurahan Galur, setiap siswa yang akan menggunakan internet gratis diwajibkan memakai seragam sekolah dan membawa alat tulis, buku dan handphone sendiri.
Mereka juga diperiksa suhu tubuh, harus mencuci tangan dan memakai masker. Agar tidak berkerumun, dibuatlah dua sif
yaitu pukul 07.00-10.00 dan pukul 10.00-13.00.