Perkembangan COVID-19 di Jakarta Per 7 Februari 2021, Warga Diimbau Waspada Klaster Keluarga
Pemprov DKI Jakarta mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan 3M, lantaran kasus positif COVID-19 yang masih terus bertambah. Kendati Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan 3T, diperlukan kerja sama masyarakat untuk memutus mata rantai penularan virus ini.
Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 114.429,
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini telah dilakukan PCR terhadap 19.533 spesimen.Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.813 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 4.213 positif dan 13.600 negatif.
"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 262.980. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 114.429," terangnya, seperti dilansir dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta. Minggu (7/2).
Perkembangan COVID-19 di Jakarta per 6 Februari 2021, Warga Diimbau Disiplin 3MDwi menjelaskan distribusi kasus pada hari ini, yaitu Jakarta Timur sebanyak 1.530 kasus, Jakarta Selatan 785 kasus, Jakarta Pusat 519 kasus, Jakarta Utara 477 kasus, Jakarta Barat 470 kasus dan Kabupaten Kepulauan Seribu sebanyak 3 kasus, serta terdaftar pasien beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 340 kasus dan alamat tidak dilaporkan 89 kasus.
Sementara itu, di DKI Jakarta telah dilakukan testing sebanyak 12 kali dari standar minimal WHO dalam seminggu, di mana 87% dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada kasus suspek dan kontak erat.
Peningkatan kasus juga terjadi lantaran tracing ditingkatkan pada kontak erat kasus positif, yakni satu kasus positif diperiksa tujuh kontak erat. Proses tracing dibantu 1.427 relawan BNPB yang tersebar di 309 Puskesmas DKI Jakarta.
Kemudian sebanyak 33% kasus positif aktif di Jakarta merupakan pasien bergejala sedang sampai dengan kritis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Per 5 Februari, tempat tidur isolasi yang tersedia sebanyak 8.259, dengan persentase keterisian sebesar 72% atau 5.921 tempat tidur. Untuk tempat tidur ICU yang tersedia sebanyak 1.133, dengan persentase keterisian sebesar 74% atau 842 tempat tidur.
Sedangkan, untuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di tempat isolasi terkendali/wisma atlet/rumah. Adapun persentase keterisian fasilitas isolasi terkendali di DKI Jakarta sebesar 46%.
Selain itu, klaster keluarga terus meningkat dari minggu ke minggu. Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pascalibur Nataru (data 3 – 31 Januari) yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten. Penularan di keluarga dan komunitas mendominasi, karena persentase warga keluar rumah menurun menjadi 52%, kendati demikian kasus tetap tinggi.
Berdasarkan pengamatan langsung perilaku 3M oleh FKM UI, UNICEF, dan kader dalam satu pekan terakhir, indikator pelaksanaan 3M ketiganya cenderung mengalami penurunan, yakni memakai masker 68%, menjaga jarak 58%, dan mencuci tangan 25%. Untuk itu, dibutuhkan kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 175 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 23.869 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 293.825 kasus.
Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 265.369 dengan tingkat kesembuhan 90,3%, dan total 4.587 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 20,6%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,5%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Pada penerapan kembali PSBB masa Transisi, Pemprov DKI Jakarta menyarankan, bagi masyarakat yang ingin memasuki wilayah Jakarta untuk melakukan pemeriksaan mandiri COVID-19 melalui JakCLM di aplikasi JAKI.
Melalui JakCLM, masyarakat dapat mengetahui risiko COVID-19 serta mendapatkan berbagai rekomendasi kesehatan sesuai dengan risiko yang dimiliki. Kontribusi masyarakat dalam pengisian JakCLM dapat membantu Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pencegahan penyebaran kasus COVID-19 di Jakarta.
Melalui Satpol PP Provinsi DKI Jakarta, penindakan atas pelanggaran penggunaan masker dan pendataan buku tamu juga akan digencarkan, begitu pula dengan bentuk pelanggaran-pelanggaran PSBB lainnya. Sehingga, harapannya, masyarakat dapat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
Berdasarkan laporan harian Satpol PP Provinsi DKI Jakarta hingga 6 Februari 2021 pukul 20.00 WIB, telah dilakukan penertiban masker terhadap 945 warga. Dari jumlah itu, 910 dikenakan sanksi sosial dan 35 disanksi bayar denda administrasi dengan nilai total Rp 6.800.000.
Selain itu telah dilakukan pengawasan protokol kesehatan terhadap 366 restoran atau rumah makan. Dari jumlah itu, tiga disanksi penghentian sementara, 26 dapat teguran tertulis dan 337 tidak ditemukan pelanggaran.
Sementara itu dari 121 perkantoran, tempat usaha dan industri yang dimonitoring, telah diberikan sanksi teguran tertulis 16 dan 105 diketahui tidak melakukan pelanggaran.
Pemprov DKI Jakarta juga masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pan
demi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB.Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai. Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs https://corona.jakarta.go.id/kolaborasi.