Sudin Pusip Jaktim Gelar Layanan Restorasi Gratis di Kelurahan Kampung Melayu
Sudin Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Timur, menggelar layanan restorasi dan digitalisasi dokumen penting bagi warga terdampak banjir di kantor Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Rabu (10/3). Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan.
Kita sudah koordinasi dengan kelurahan yang terdampak banjir,
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Wahyu Haryadi saat meninjau langsung di lokasi layanan mengatakan, layanan jemput bola ini untuk membantu warga yang dokumennya rusak akibat banjir beberapa waktu lalu. Agar nilai atau arti dari dokumen itu tidak hilang, pihaknya melakukan restorasi, kemudian dokumen diarsipkan dengan sistem digital.
"Program restorasi dokumen ini dilakukan serempak di wilayah DKI. Total ada 28 kelurahan di lima wilayah kota, dan dilakukan secara bertahap hingga April nanti," kata Wahyu.
Wali Kota Jaktim Berikan KTP dan KK Warga Terdampak Banjir di Cipinang MelayuMenurutnya, jenis dokumen yang direstorasi bermacam-macam. Mulai dari ijazah, KK, akta lahir, buku nikah, surat tanah dan dokumen penting lainnya.
Kasudin Perpusip Jakarta Timur, Eka Nur Etikaputra menambahkan, program layanan res
torasi di Kelurahan Kampung Melayu ini digelar pada 10, 12 dan 15 Maret. Namun jika warga masih membutuhkan, layanan ini akan dibuka kembali di kelurahan tersebut. Atau warga bisa juga datang ke kantor Sudin Perpusip di kawasan Rawa Bunga"Kita sudah koordinasi dengan kelurahan yang terdampak banjir, untuk mengadakan program restorasi ini. Kita berharap lurah juga sosialisasikan ke warga agar memanfaatkan layanan ini. Karena kita jemput bola," kata Eka.
Sementara, Yuswardi (39) salah seorang warga RT 15/08 Kampung Melayu, mengaku sangat senang dan bersyukur dengan adanya program restorasi ini. Ia memanfaatkan layanan ini untuk melakukan digitalisasi dokumen berupa KK, Ijazah dan buku nikahnya, karena khawatir dokumen rusak saat terjadi banjir.
"Program restorasi ini sangat bagus karena bisa membantu warga yang arsip dokumennya rusak. Apalagi di Kampung Melayu ini rawan banjir, kalau tidak diarsipkan tentu sangat rawan," tandas Yuswardi.