You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Angka Stunting di Wilayah Jakpus Menurun Capai Tiga Persen
....
photo Anita Karyati - Beritajakarta.id

Angka Stunting di Jakarta Pusat Menurun

Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat berhasil menurunkan angka stunting di wilayah tersebut dari tujuh persen di tahun 2020 menjadi tiga persen di tahun 2021. Penurunan ini berkat kerja sama semua unsur terkait untuk mencapai target nol angka stunting di Jakarta Pusat.

Penurunan menjadi tiga persen ini hasil usaha bersama yang bergerak secara kolaboratif

Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma mengatakan, untuk mencapai target nol angka stunting pihaknya telah melakukan berbagai upaya mulai dari pemetaan, perencanaan, rembuk stunting, sinkronisasi progam, penetapan keputusan wali kota, membentuk kader pembangunan manusia, hingga hasil review kinerja kerja.

"Penurunan menjadi tiga persen ini hasil usaha bersama yang bergerak secara kolaboratif. Ini bisa menjadi motivasi kami untuk terus mencapai 100 persen tidak ada angka kasus stunting," ujar Dhany saat membuka aksi 8 penurunan stunting, di salah satu hotel di bilangan Kemayoran, Selasa (7/12).

Puskesmas Kebayoran Baru Tangani Stunting dengan Program GALAKSI BIMA SAKTI

Menurutnya, untuk mengatasi masalah stunting tidak hanya dari aspek kesehatan saja melainkan ada aspek lain seperti dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar rumah. Untuk aspek kesehatan misalnya, ada dua isu utama yaitu asupan gizi dan status kesehatan.

"Perlu kita ketahui asupan gizi ini program lintas sektor terkait ketahanan pangan. Untuk itu Sudin KPKP juga bisa masuk di sini, apakah stunting ini karena kekurangan gizi atau karena kondisi penyakit yang membuat tubuh tidak bisa menyerap gizi dengan baik. Maka kita perlu perhatikan pelayanan dan akses kesehatan untuk ditingkatkan guna mendukung pemenuhan gizi," jelasnya.

Selain itu, sambung Dhany, kasus stunting ini juga masuk dalam aspek perlindungan perempuan dan sosial. Salah satunya psikis ibu ketika mengandung, kondisi ini akan mempengaruhi kesehatan anak dan aspek sosial ekonomi dalam keluarga juga mempengaruhi. Maka kondisi ini bisa dimasukkan ke dalam Program Keluarga Harapan (PKH) dari Sudin Sosial.

"Dalam lingkungan keluarga kita perlu memperhatikan saat ibunya mengandung, karena jika ibunya mengalami tekanan psikis akan mempengaruhi kondisi anaknya. Aspek lingkungan sekitar rumah seperti pemanfaatan air bersih dan pembuangan limbahnya juga bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Jadi tidak hanya kesehatan yang bergerak, namun semua unsur terlibat dalam kasus ini," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1411 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Pemprov DKI Tetapkan UMSP 2025, Ini Rinciannya

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1302 personFolmer
  3. Operasi Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Curah Hujan di DKI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1246 personBudhi Firmansyah Surapati
  4. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1145 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pemprov DKI Raih Penghargaan Indeks Reformasi Hukum dari Kementerian Hukum RI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1092 personFolmer