Ekonomi DKI Jakarta Tahun 2021 Tumbuh 3,56 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengumumkan, perekonomian DKI Jakarta pada 2021 tumbuh sebesar 3,56 persen atau bergerak naik jika dibandingkan 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen.
Pada tahun 2021, tren pertumbuhan secara triwulan meningkat
Kepala BPS DKI Jakarta, Anggoro Dwitjahyono mengatakan, secara y-on-y, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dari 2019 sampai triwulan I 2020 berkisar lima hingga enam persen. Kerena kondisi pandemi, ekonomi Jakarta mulai mengalami kontraksi dan secara bertahap mengalami proses pemulihan hingga pada triwulan IV 2021 tumbuh positif 3,64 persen.
Anggoro menjelaskan, ekonomi di DKI Jakarta pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 3,64 persen jika dibandingkan triwulan IV 2020 (y-on-y). Sementara pada triwulan IV tahun 2021, ekonomi di Jakarta tumbuh sebesar 3,76 persen jika dibandingkan triwulan III 2021 (q-to-q) .
Kunjungan Wisman ke Jakarta Merangkak Naik"Pada tahun 2021, tren pertumbuhan secara triwulan meningkat sehingga mencapai 3,76 persen di triwulan IV tahun 2021," ungkapnya, Senin (7
/2).Menurut Anggoro, sumber pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama 2021 berdasarkan pengeluaran berasal dari Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) yang menyumbang pertumbuhan sebesar 2,11 persen.
Sumber pertumbuhan terbesar kedua berasal dari Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) sebesar 1,28 persen, lalu Pembentukan Modal Tanpa Bruto (PMTB) sebesar 0,42 persen.
"DKI Jakarta menyumbang sebesar 17,19 persen terhadap PDB nasional," terang Anggoro.
Anggoro menambahkan, secara nominal, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan IV 2021 sebesar Rp 754,9 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp 477,4 triliun.
Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2021 sebesar Rp 722,7 triliun dan atas dasar harga konstan pada triwulan III 2021 sebesar Rp 460,1 triliun.
"Sementara PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan IV tahun 2020 sebesar Rp 713,8 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp 460,6 triliun," tandas Anggoro.