Transjakarta Sepakat Kerja Sama dengan Produsen Bus Listrik Asal Inggris
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) dengan penyedia sekaligus produsen bus berbasis listrik, Switch Mobility Limited di London, Jumat (13/5) sore waktu setempat.
Kami yakin capaian tersebut bisa direalisasi
Penandatangan nota kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, M Yana Aditya dan Chief Planning Officer Switch Mobility Limited, Sarwant Singht.
Penandatangan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Prime Minister's Trade Envoy to Indonesia, Richard Graham MP; Dubes Indonesia untuk London, Desra Percaya; Asisten Perekonomian dan keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati; Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo; Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta, Yoga Adiwinarto.
Transjakarta Jajaki Penerbitan Global Bond di London Stock Exchange“Melaui MoU ini kami berharap Transjakarta memiliki akses yang lebih luas ke penyedia bus elektrik tidak hanya lokal tapi juga berbagai belahan dunia lain, terutama Inggris. Saat ini Inggris memiliki inovasi di bidang teknologi, pembiayaan serta model pengadaan yang berkembang pesat,” ujar Anies Baswedan, Gubenur DKI Jakarta, dalam keterangan tertulis.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, M Yana Aditya menyambut baik tercapainya MoU kerja sama tersebut. Dengan begitu, pihaknya semakin yakin Transjakarta bisa mendukung capaian Net Zero Emission melalui kehadiran bus listrik sebagai transportasi publik di DKI Jakarta.
"Saat ini masih dalam tahap penjajakan dengan Switch Mobility Limited yang akan menguji coba bus mereka di jalur Transjakarta. Uji coba seuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang berlaku dari aspek pengujian dan standar operasional Transjakarta," tambahnya.
Dilanjutkan Yana, proses uji coba diharap bisa terlaksana pada kuartal kedua di tahun 2023. Selanjutnya apabila uji coba berjalan sesuai harapan, kedua belah pihak akan melanjutkan kerja sama secara resmi agar bus listrik bisa segera beroperasi melayani pelanggan.
Menurut Yana, sesuai Perjanjian Paris Agreement 2015, Pemerintah Indonesia menargetkan capaian Net Zero Emission pada 2060. Sedangkan pada 2030 menetapkan Nationally Determined Contribution (NDC) dalam mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen dan sebanyak 41 persen jika dengan bantuan asing.
“Salah satu faktor untuk mencapai target tersebut ialah dengan melakukan dekarbonisasi pada sektor transportasi.
Kami yakin capaian tersebut bisa direalisasi mengingat ke depan bus konvensional akan di elektrifikasi dan menggunakan bus berbasis listrik secara menyeluruh di 2030,” tandasnya.