Pemprov DKI Kembangkan Digital Nomad Island, Upaya Tingkatkan Parekraf di Kepulauan Seribu Seiring Tren Work From Anywhere
Pandemi COVID-19 telah mendorong perubahan dan adaptasi gaya hidup yang begitu besar, termasuk budaya bekerja di kantor. Kini, budaya bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) adalah hal yang lumrah.
Jakarta juga punya Kepulauan Seribu dengan ragam potensinya
Tren WFH kemudian berkembang menjadi Work From Anywhere (WFA) sejalan dengan pelonggaran peraturan isolasi.
Melihat adanya perubahan dan adaptasi gaya hidup tersebut, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan Digital Nomad Island sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan potensi Kepulauan Seribu, sekaligus seiring dengan adanya tren bekerja dari mana saja di lokasi-lokasi yang menarik.
Yuk Daftar Abang None Jakarta Tahun 2022Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andhika Permata menyampaikan, Pulau Bidadari merupakan pulau yang menjadi pilot project dari konsep Digital Nomad Island ini.
Selanjutnya, akan dikembangkan di pulau-pulau lain, seperti Pulau Untung Jawa, Tidung Kecil, hingga Pramuka (pulau berpenghuni).
“Di Indonesia, Bali menjadi destinasi favorit bagi para pekerja yang memilih untuk WFA atau bisa juga disebut digital nomad. Di negara lain, Pulau Madeira dan Canary di Portugal hingga Maladewa adalah pulau-pulau yang ramah bagi para digital nomad untuk bekerja sembari berlibur. Jakarta juga punya Kepulauan Seribu dengan ragam potensinya yang menarik juga bisa menjadi jujukan bagi para digital nomad. Ini adalah perubahan positif bagaimana kita dapat bekerja di mana pun dan tetap produktif,” ungkap Andhika saat Pencanangan HUT Ke-495 Jakarta sekaligus Launching Digital Nomad Island di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Selasa (24/5).
Lebih lanjut, Andhika menuturkan, Pemprov DKI Jakarta optimis, dengan 113 pulau di Kepulauan Seribu, dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi Digital Nomad Island.
Apalagi mengingat waktu tempuh pulau utama/mainland kota Jakarta ke pulau terdekat hanya memakan waktu sekitar 20-30 menit, sehingga masih mudah dijangkau oleh para digital nomad. Pemprov DKI Jakarta sudah memetakan apa yang dibutuhkan para digital nomad untuk menunjang aktivitasnya.
Pertama, transportasi. Pemprov DKI Jakarta akan menambahkan rute transportasi laut dari dan menuju Kepulauan Seribu dengan jadwal yang jelas dan harga yang lebih terjangkau.
Harapannya, Pemerintah dapat berkolaborasi dengan masyarakat dan startup dalam menyediakan tambahan moda transportasi.
“Kedua, konektivitas. Kita akan meningkatkan konektivitas internet yang menjadi program Digital Nomad Island. Kita juga akan menambahkan titik-titik JakWifi di pulau-pulau publik dan juga mengajak para internet provider untuk kolaborasi menyediakan konektivitas,” ujar Andhika.
Ketiga, akomodasi, yakni menggandeng warga untuk meningkatkan homestay mereka sehingga fasilitas homestay yang tersedia juga semakin baik. Keempat, kebutuhan dasar, dalam hal penyediaan listrik, Pemprov DKI Jakarta menggandeng PLN dan swasta untuk menyediakan kebutuhan listrik.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta akan membimbing warga untuk membenahi kebutuhan dasar, seperti filter air bersih yang akan diperbanyak.
“Kelima, co-working space. Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan fasilitas yang dapat digunakan para digital nomad untuk bekerja. Keenam, hiburan, nantinya akan ada rangkaian acara hiburan yang bisa dilakukan dan mengundang semakin banyak digital nomad, seperti Festival Musik Indie. Tentu, kami mengajak masyarakat dari berbagai kalangan untuk menjadi kolaborator, mari berkolaborasi untuk menghadirkan Digital Nomad Island yang menarik di Kepulauan Seribu,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Jakarta merupakan rumah bagi start up, unicorn, hingga decacorn. Hingga Semester I-2020, Savills Indonesia mencatat, Jakarta memiliki 180 co-working space yang menawarkan konsep flexy table yang lebih nyaman dan terjangkau.
Selain co-working space, Jakarta juga memiliki banyak kedai kopi yang juga menjadi tempat favorit para digital nomad sebagai lokasi bekerja. Dengan kondisi yang seperti ini, potensi Kepulauan Seribu begitu besar untuk menjadi rujukan lokasi bagi para digital nomad.