Indayanti Raup Omzet Puluhan Juta Hasil Jual Keripik Sukun
Selain panorama pantai, olahan kuliner dari buah Sukun juga menjadi produk unggulan dari Kabupaten Kepulauaan Seribu.
Setiap satu kali musim bisa raih omzet Rp10-Rp12 juta
Buah bernama latin Artocarpus altilis ini, memang banyak tumbuh di wilayah Kepulauan Seribu. Oleh warga sekitar, buah ini kerap diolah menjadi keripik dan dijual sebagai oleh-oleh khas Pulau Seribu.
Indayanti, warga Pulau Untung Jawa ini merupakan salah satu perajin keripik Sukun yang terbilang sukses. Dia sudah menekuni usaha keripik Sukun sejak 2010 lalu, mewarisi usaha orang tuanya.
50 Warga Tanjung Priok Ikut Pelatihan Olahan Daging"Buah Sukun di Pulau Untung Jawa hanya berbuah dua kali dalam satu tahun. Jadi, saya mengelola keripik saat sedang musim saja," tuturnya, Senin (3/7).
Setiap musim, jelas Indayanti, dirinya bisa mengelola paling banyak 1.000 bungkus. Satu buah Sukun bisa menjadi tiga atau empat bungkus dengan berat satu bungkusnya 100 gram.
"Untuk satu bungkus keripik saya jual Rp 15.000.Omzet setiap musimnya rata-rata sekitar Rp 10 hingga Rp 12 juta," bebernya.
Produk keripik Sukun yang dipasarkan Indayanti memiliki banyak varian rasa, mulai dari rasa original, balado, keju, baberque, hingga jagung bakar. Menurutnya, Sukun di Pulau Untung
Jawa memiliki rasa lebih manis dibanding Sukun dari wilayah lain."Produksi saya sudah mencapai Bandung, Yogyakarta, Bali, Bangka Belitung, Medan," katanya.
Perempuan berusia 58 tahun ini mengaku, usahanya semakin berkembang setelah ikut bergabung Jakpreneur, pada 2019.
Setelah bergabung dengan Jakpreuner, dia mulai mengerti cara memasarkan produk, mengemas dan sebagainya.Bahkan mendapatkan bantuan modal usaha.
"Sebelumnya penjualan saya hanya ditawarkan dari mulut ke mulut dan keliling setiap Pulau. Sekarang sudah tersebar ke beberapa daerah, karena saya jual secara online juga," ungkapnya.