Djarot Larang Ondel-Ondel Dieksploitasi untuk Ngamen
Keberadaan ondel-ondel kini tidak lagi dimanfaatkan untuk kegiatan budaya. Tapi, juga banyak yang disalahgunakan untuk mengamen. Kondisi ini membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat tersinggung. Terlebih ondel-ondel adalah kesenian khas Betawi yang harusnya dilestarikan. Ia pun meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menertibkan keberadaan pengamen ondel-ondel tersebut.
Itu sebaiknya ditangkap dan diberikan pengertian. Tidak boleh menggunakan atribut budaya, apalagi di Jakarta ditonton banyak orang, malu dong
Mantan anggota DPR RI itu menilai, penggunaan atribut ondel-ondel untuk mengamen termasuk eksploitasi budaya. Karena itu, Djarot meminta agar mereka diberikan pemahaman agar tidak lagi menggunakan atribut budaya untuk mengamen.
Parade Ogoh-ogoh Akan Hadir di Monas
"Itu sebaiknya ditangkap dan diberikan pengertian. Tidak boleh menggunakan atribut budaya, apalagi di Jakarta ditonton banyak orang, malu dong. Sebagai masyarakat Jakarta, bagian dari warga Jakarta, saya tersinggung. Itu eksploitasi budaya," kata Djarot, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (21/5).
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta pernah melakukan pelarangan topeng monyet lantaran dianggap sebagai ekploitasi hewan. Hal serupa juga seharusnya diterapkan pada ondel-ondel yang notabene adalah kebudayaan asli Betawi. "Dulu topeng monyet saja nggak boleh," ujarnya.
Dikatakan Djarot, lebih baik pengamen ondel-ondel menggunakan boneka seperti doraemon atau badut untuk mengamen. Alat peraga tersebut juga sering digunakan orang di tempat rekreasi. "Saya juga melihat pengemis jalanan yang pakai topeng doraemon, badut, untuk dapat perhatian, itu cara orang cari duit. Tapi jangan gunakan ondel-ondel dong," tegasnya.