You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Hadirkan Warna Alam Disbud DKI Gelar Wanasesa
....
photo Wuri Setyaningsih - Beritajakarta.id

Hadirkan Warna Alami, Disbud DKI Gelar Wasanesia

Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), serta Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI), Rabu (23/11), mengadakan pameran Gelar Wasanesia (Warna Alami dan Serat Alam Indonesia).

Kami mendukung penuh kegiatan Gelar Wasanesia ini

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan,  pameran yang diadakan di Museum Tekstil ini bertemakan “Kekayaan Tumbuhan dan Tradisi”. Pameran ini menampilkan kekhasan dan keunikan wastra  (kain tradisional yang sarat makna budaya ) dibuat dengan warna dan serat alam.

"Kami mendukung penuh kegiatan Gelar Wasanesia ini," tuturnya.

Peringati HUT Museum Tekstil ke-46 dan HUT RI ke-77, Disbud DKI Gelar Pameran Nuansa Kemilau Wastra Tenun Indonesia: Sumatera, Timor, dan Sulawesi

Menurut Iwan, pada pameran ini pihaknya menghadirkan aksi pembuatan tenun yang dilakukan pengrajin dari Kalimantan. Tenunan dari Kalimantan ini telah mendapat penghargaan internasional.  

Selain itu, lanjut Iwan, kegiatan ini dimeriahkan Lomba Menulis dengan tema Gambut, Mangrove, Warna dan Serat Alami. Lalu, Workshop Membatik yang diikuti siswa-siswi SMK dan komunitas Wastra di Jakarta, serta webinar terkait perkembangan dan keberlanjutan warna dan serat alam.

"Diharapkan, kegiatan ini  dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap perkembangan dan penggunaan warna dan serat alami," ucapnya.

Penggunaan warna serat alam di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu kala. Hal ini terlihat pada lukisan dinding gua di Sulawesi dan Kalimantan yang menampilkan goresan warna gelap kecoklatan, serta ragam hiasan lembaran pakaian tradisional dengan torehan warna putih.

Secara tradisi, kegiatan mewarnai benang atau kain dan menenunnya menjadi benda pakai, merupakan tugas suci dan mengandung unsur spiritual untuk melindungi keluarga dari marabahaya dan gangguan cuaca.

"Berlimpahnya keragaman tumbuhan menjadi bahan baku pewarna alam dan serat alam di Indonesia," katanya.  

Berbeda dengan pewarna sintetis, pewarna alami dan serat alam tidak mengandung senyawa yang berbahaya sehingga aman untuk makhluk hidup dan lingkungannya.

"Penggunaan pewarna alami dan serat alam merupakan salah satu upaya kita mengurangi pencemaran lingkungan, serta pelestarian tradisi dan budaya bangsa," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1414 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Pemprov DKI Tetapkan UMSP 2025, Ini Rinciannya

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1317 personFolmer
  3. Operasi Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Curah Hujan di DKI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1251 personBudhi Firmansyah Surapati
  4. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1161 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pemprov DKI Raih Penghargaan Indeks Reformasi Hukum dari Kementerian Hukum RI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1095 personFolmer