Dinas Pusip DKI Sambut Positif Kehadiran Buku Bacaan Sejarah Jakarta
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinas Pusip) DKI Jakarta, Firmansyah menghadiri acara Peluncuran Buku Ommelanden Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia, 1684-1740 karya Bondan Kanumoyoso di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (7/6) kemarin.
Bagi Dinas Pusip ini karya penting
Acara tersebut turut dihadiri oleh kurang lebih 100 undangan yang terdiri dari Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Arsiparis, Budayawan, Akademisi, Mahasiswa dan Masyarakat.
Buku tersebut memberikan gambaran sejarah lokal khususnya dinamika kehidupan masyarakat Batavia dan sekitarnya. Kehadiran buku ini menambah referensi sejarah lokal khususnya mengenai dinamika sosial luar Batavia atau Ommelanden.
Dispusip - AAI DKI Jakarta Adakan Seminar KearsipanFirmansyah menyampaikan, bagi Dinas Pusip DKI Jakarta, buku ini adalah karya penting bagi generasi muda untuk lebih mengenal sejarah kota Jakarta dan menjadi inspirasi bahwa penelitian berangkat dari sumber-sumber data yang berada dekat dari kita seperti arsip yang berada di ANRI.
“Buku ini akan jadi inspirasi buat generasi masa kini dan masa depan sebagai bahan bacaan sejarah kota Jakarta dari kurun waktu tahun 1600. Bagaimana tentang kehidupan masyarakat dan ekonomi tembok Batavia. Bagi Dispusip ini karya penting yang nantinya dibaca generasi muda supaya tahu sejarahnya kota Jakarta, yang mereka tahu saat ini di Jakarta banyak bangunan,” ujar Firmansyah, Kamis (8/6).
Firmansyah mengaku kagum terhadap buku ini karena berangkat dari penelitian dan karya ilmiah yang bersumber dan mengangkat isu dari arsip. Dia menilai buku ini menjadi suatu inspirasi bahwa yang diambil untuk buku ini adalah data-data otentik yang tersimpan di arsip.
“Ini data otentik yang narasinya bersumber dari arsip nasional, jadi tidak sembarangan menulis,” ucap Firmansyah.
Penulis buku, Bondan Kanumoyoso menjelaskan, dirinya telah lebih dulu mempelajari bahasa Belanda dan Paleografi (ilmu mempelajari tulisan tangan) guna membaca dan merangkai informasi dari kumpulan arsip mengenai Batavia pada abad ke-17 di Arsip Nasional Republik Indonesia hingga Rijk Museum di Belanda selama sebelas tahun.
Bondan menyusun kembali disertasinya untuk diterbitkan sebagai buku Ommelanden yang diluncurkan pada acara ini.
“Sumber utama saya adalah dokumen dan arsip, tidak ada sumber berupa lisan atau wawancara karena memang ini periode yang sudah terjadi ratusan tahun lalu. Saya bertumpu pada dokumen-dokumen yang ada, peta dan lukisan litografi untuk merekonstruksi kehidupan masyarakat di Ommelanden karena karakter pada jaman itu tidak memungkinkan untuk adanya sumber-sumber yang lain,” urai Bondan.
Bondan mengatakan, Ommelanden merupakan tempat di mana Jakarta mendapat segala dukungan berupa sumber daya manusia, bahan-bahan mentah dan juga berbagai keperluan industri.
Dia menambahkan, Ommelanden atau wilayah Jabodetabek memiliki peran sangat krusial dalam mendukung pengembangan Batavia atau kota Jakarta dulu dan sekarang.
Dia berharap Jakarta menjadi kota yang lebih bersahabat kepada para pemukimnya, karena kalau jika dilihat sejarah kota Jakarta sebetulnya upaya-upaya menjadikan Jakarta kota yang hijau dan nyaman sudah dilakukan secara berkelanjutan.
“Tentu saja mengambil pelajaran yang didapat tentang kegagalan dan keberhasilan yang terjadi sepanjang abad 17-18. Mudah-mudahan para pengambil keputusan dan masyarakat bisa mendapat inspirasi apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki kehidupan di kota Jakarta,” tandas Bondan.