Lomba Baca Puisi Karya Sutardji Calzoum Bachri Digelar di TIM
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) bersama Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta dan Taman Inspirasi Indonesia menggelar Diskusi Sastra dan Lomba membaca puisi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (30/6) sore.
Kami menggelar diskusi sastra dan lomba baca puisi
Diskusi sastra dan lomba puisi tingkat nasional akan berlangsung hingga tanggal 24 Juli 2023 dengan ditutup acara Malam Anugerah Sastra 2023.
Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia, Octavianus Mesehka mengatakan, pihaknya bersinergi dengan Dispusip dan Disbud DKI Jakarta
menggelar serangkaian kegiatan diskusi sastra dan lomba baca puisi di Taman Ismail Marzuki dalam rangka menyambut HUT ke-82 Sutardji Calzoum Bachri, Presiden Penyair Indonesia.Dinas Pusip DKI Gelar Bedah Buku Kembara Penyair Ikhtisas"Kami menggelar diskusi sastra dan lomba baca puisi karya dari penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri," ujar Octavianus Mesehka.
Ia memaparkan, lomba baca puisi tingkat nasional 2023 tersebut diikuti sebanyak 60 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
"Lomba baca puisi karya Sutardji Calzoum Bachri digelar bertujuan melahirkan generasi sastrawan baru yang hebat di masa mendatang," paparnya.
Ia menuturkan, pemenang lomba baca puisi akan diumumkan pada 24 Juni mendatang pada acara Malam Anugerah Sastra Indonesia.
Sementara Kepala Dinas Pusip DKI Jakarta, Firmansyah menuturkan, pihaknya bersinergi dengan Disbud DKI menggelar diskusi sastra dan lomba baca puisi dalam rangka HUT ke-82 maestro sastrawan, Sutardji Calzoum Bachri.
"Sutardji Calzoum Bachri hingga saat ini masih konsen dan menghadiri kegiatan diskusi sastra dan lomba baca puisi yang digelar di TIM," paparnya.
Ia juga mengapresiasi sosok Sutardji Calzoum Bachri yang hingga usia ke-82 telah mengabdikan hidupnya secara tulus dan ikhlas untuk fokus di dalam dunia sastra serta mengetuktularkan kepada generasi muda.
Firmansyah mengaku sebagai salah satu orang yang mengagumi Sutardji Calzoum Bachri sejak masih duduk di bangku SMP pada tahun 1978.
"Sutardji layak mendapat sebutan Presiden Penyair Indonesia karena hingga saat ini masih mengabdikan diri di dunia sastra dan mengajak sastrawan muda untuk terus menghasilkan karya untuk bangsa," tandasnya.