Jakut Krisis Lahan TPU
Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara mengaku kesulitan dalam mendapatkan lahan untuk menambah areal tempat pemakaman umum (TPU). Ini dikarenakan belum ada warga yang bersedia melepas lahannya untuk dibebaskan menjadi areal TPU.
Kita berharap secepatnya punya lahan baru. Sekarang lagi proses kelengkapan surat menyurat
Padahal kebutuhan lahan TPU di Jakarta Utara cukup tinggi. Sementara lahan TPU mulai menyempit. Setiap bulan rata-rata warga yang meninggal dunia mencapai 300 orang.
Petugas di TPU Karet Bivak Hanya 17 Orang
"Kita punya delapan TPU. Tapi ada lahan pemakaman juga yang berasal dari tanah wakaf. Sedangkan setiap hari rata-rata ada 15 orang yang mendaftar untuk mendapat slot pemakaman," kata Nasrun Lubis, Kepala Seksi TPU, Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara, Jumat (10/7).
Nasrun menuturkan, tahun ini pihaknya sedang mengupayakan untuk membebaskan lahan seluas 8.000 meter persegi di kawasan Cilincing. Saat ini proses pembebasan telah memasuki tahap korespondensi.
"Kita berharap secepatnya punya lahan baru. Sekarang lagi proses kelengkapan surat menyurat. Tapi tahun ini harus bayar. Itu kan punya warga Cilincing," ucap Nasrun.
Menurut Nasrun, di wilayahnya hanya TPU Semper yang diandalkan atau masih mampu untuk dilakukan perluasan makam. Maka dari itu, sementara menunggu proses pembebasan lahan di Cilincing, pihaknya terus mengatasi keterbatasan lahan makam di TPU Semper.
"Soalnya di daerah lain TPU sudah tidak bisa berkembang," pungkas Nasrun.