DKI Kebut Pembebasan Lahan untuk Bangun RTH
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI menargetkan akan membebaskan 100 bidang tanah untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada tahun ini. Bahkan, saat ini tercatat ada sekitar 150 permohonan bidang tanah yang telah masuk dan tengah diproses untuk dibebaskan.
Pembelian lahan untuk makam ada satu bidang sedang berjalan, masih kita urus SPH-nya
"Sekarang kita sudah ada permohonan 150 bidang untuk pembebasan lahan masuk ke kami," kata Ratna Diah Kurniati, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI di Balaikota, Senin (27/7).
Ia mencontohkan, salah satu bidang tanah yang sedang dibebaskan yakni lahan untuk makam di kawasan Pondok Rangon, Jakarta Timur. Bidang tanah di lokasi tersebut sejauh ini masih dalam proses kepengurusan Surat Pelepasan Hak (SPH).
RTH di Jakbar Tunggu Pembebasan Lahan"Pembelian lahan untuk makam ada satu bidang sedang berjalan, masih kita urus SPH-nya," tuturnya.
Menurut Ratna, dari 150 permohonan bidang tanah untuk pembebasan lahan, baru sekitar 10 bidang yang sudah memasuki musyawarah penentuan harga sesuai pasaran (appraisal).
"Yang sudah dalam proses musyawarah harga kurang lebih 10 bidang. Nanti untuk SPH-nya kita lanjutkan sampai bulan Agustus," tuturnya.
Ia mengatakan, bila melihat dari anggaran dan kelengkapan dokumen masing-masing lahan yang diterima, pembebasan lahan pada tahun ini diperkirakan hanya mencapai 100 bidang tanah.
"Kalau dilihat dari anggaran yang kita punya plus kelengkapan dokumen dan semuanya, kurang lebih 100-an bidang yang bisa kita bebaskan tahun ini," ucapnya.
Ratna menambahkan, pembebasan lahan di lapangan masih terkendala kepemilikan. Di mana banyak surat atau dokumen dari pemilik lahan yang belum lengkap sehingga menjadi persoalan.
"Kalau sepanjang itu sertifikat, kita langsung survei lokasi, musyawarah harga, buat kajian, musyawarah harga lagi terus SPH," jelasnya.
Terkait dengan luas lahan yang dibebaskan, Ratna mengatakan bervariatif dan di bawah lima hektare. Adapun anggaran pembebasan lahan tahun ini dialokasikan Rp 2 triliun.
"Anggarannya ada Rp 2 triliun, kita baru sedikit yang terpakai. Nanti kami kasih tahu angkanya," tandasnya.