Tak Disediakan TPS, Ratusan Pasien dan Karyawan RSCM Tak Nyoblos
Tidak tersedianya Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) disayangkan banyak pihak. Pasalnya, banyak keluarga pasien maupun pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut menjadi tidak bisa menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan legislatif (Pileg) kali ini.
Kita sudah minta data karyawan yang masuk dan jumlah pasien yang ada, tapi mereka tetap saja menolak
Martin (37), salah seorang keluarga pasien menyayangkan pihak RSCM yang tidak menyediakan TPS di rumah sakit tersebut. Sebagai RS pemerintah, pihak pengelola seharusnya menyediakan TPS sehingga pasien, penjenguk dan perawat bisa menggunakan hak pilihnya.
"Kebetulan saya lagi jaga adik yang sedang dirawat di sini. Saya heran kenapa di rumah sakit ini nggak disediakan TPS?" ujarnya, saat ditemui di lokasi, Rabu (9/4).
Basuki : Saya Pilih GerindraHal yang sama diutarakan Rendi, keluarga pasien lainnya. Karena tidak disediakan TPS, ia mengaku terpaksa berjalan kaki sekitar 300 meter menuju TPS di luar RSCM, tepatnya Jalan Kimia, Salemba dengan membawa kertas A5 agar bisa mencoblos.
"Lokasi mencoblos cukup jauh, bagaimana pasien mau jalan keluar dari rumah sakit," keluhnya.
Terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Pusat, Arif Bawono mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada RSCM agar menyediakan TPS di rumah sakitnya sejak Juli 2013 lalu. Dua minggu kemudian, pihak RSCM membalas surat dan menyatakan menolak pembangunan TPS di rumah sakitnya.
"Alasan mereka banyak karyawan yang libur dan tinggal di wilayah Jakarta Pusat. Intinya mereka tidak mau adanya TPS di dalam area RSCM," katanya.
Menurut Arif, pihak RSCM sebenarnya bisa melakukan kerjasama dengan pihak Kelurahan Kenari agar Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) datang ke rumah sakit tersebut.
"Kita sudah minta data karyawan yang masuk dan jumlah pasien yang ada, tapi mereka tetap saja menolak," ucapnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Humas RSCM Sulastin menolak jika pihaknya dikatakan enggan menyediakan TPS dan tidak mendukung pelaksanaan pesta demokrasi.
"Ini kan hanya Pileg, bukan Pilpres atau Pilgub. Mungkin kalau Capres dan Pilgub baru bisa kami sediakan TPS," kilahnya.
Ditambahkan Sulastin, saat ini jumlah pasien yang dirawat di RSCM sekitar 300 orang. Para pasien itu tidak seluruhnya warga DKI, sebagian banyak yang dari luar Jakarta.
"Pasien yang dirawat di RSCM banyak dari luar kota. Mereka juga belum tentu mengurus kartu A5 buat mencoblos," tandasnya.