Ini Upaya Pemprov DKI Jaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Nataru
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilisasi harga pangan menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). Salah satunya adalah melakukan pemantauan harga dan ketersediaan pangan di pasar.
masyarakat jangan panik buying karena stok relatif aman meskipun terjadi lonjakan kebutuhan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga tertinggi saat ini adalah komoditas hortikultura seperti cabai merah keriting, cabai merah TW dan cabai rawit merah.
Eli, sapaan akrabnya menyampaikan, kenaikan harga komoditas hortikultura menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) selain karena terjadi peningkatan kebutuhan, bisa juga terjadi karena turunnya pasokan dari daerah produsen.
Tekan Inflasi, KPw BI DKI Distribusikan 106 Ribu Bibit Pohon CabaiUpaya Pemprov DKI Jakarta mengantisipasi lonjakan harga tersebut salah satunya menanam tanaman-tanaman cepat panen, khususnya cabai jauh hari sebelumnya. Langkah ini sesuai arahan Presiden RI dan Instruksi Mendagri.
Eli menjelaskan, DKI Jakarta menargetkan 1 j
uta bibit cabai harus sudah diserahkan kepada masyarakat. Disusul dukungan CSR dan Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta sebanyak kurang lebih 300.000 bibit cabai yang sudah ditanam.Awal bulan November 2023 yang lalu wilayah Jakarta Timur melakukan panen serentak 34.000 pohon cabai dengan hasil panen sekitar tiga ton. Sedangkan tengah bulan Desember ini akan dipanen secara serentak empat provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
“Mulai awal tahun 2023 kita melakukan penamaman secara terus menerus. Pohon cabai ketika dipanen tidak langsung habis, tapi masih bisa sampai delapan kali panen. Sebelum habis masanya, masyarakat sudah melakukan penyemaian kembali untuk mengganti tanaman yang sudah tidak optimal produksinya. Alhamdulillah Gerakan Jakarta Menanam untuk Ketahanan Pangan sudah dijalankan oleh masyarakat" ujar Eli, Jumat (8/12).
Eli mengatakan, harga gula sempat mengalami kenaikan. Akan tetapi, antisipasi tetap dilakukan karena kebutuhannya yang cukup tinggi. Sedangkan komoditas yang harganya stabil adalah daging ayam, daging sapi, minyak goreng, bawang merah dan bawang putih.
Eli menyampaikan, upaya lain yang dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga pangan menjelang Nataru yaitu pelaksanaan Gerakan Pangan Murah oleh BUMD Provinsi DKI Jakarta seperti, PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Pasar Jaya, Perumda Dharma Jaya. Lokasi pelaksanaan Gerakan Pangan Murah bervariasi seperti kantor lurah, kantor camat, kantor Wali Kota dan Balai Kota.
“Agar tidak ada lonjakan harga yang tinggi intervensinya melakukan Gerakan Pangan Murah di banyak lokasi. Kita tingkatkan frekuensinya kalau biasanya atau bukan HBKN di angka 62 titik saja, saat ini di 98 titik. Masyarakat kalau menginginkan di lokasinya ada Gerakan Pangan Murah silakan saja. Termasuk rusun-rusun atau kantor RW silakan sangat terbuka sekali,” kata Eli.
Eli menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta bersinergi dengan Pemerintah Pusat dalam pendistribusian beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk masyarakat dengan harga Rp 10.900 per kilogram.
Selain itu, Program Pangan Bersubsidi bagi Masyarakat Tertentu melalui penyediaan beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, susu UHT dan ikan kembung juga terus dilakukan.
Eli menambahkan, untuk menjaga stabilisasi harga pangan jelang Nataru juga dilaksanakan Pengembangan Program Pertanian Perkotaan melalui penanaman tanaman cepat panen di lingkungan sekitar (lahan kosong, fasum, fasos, rooftop dan lain-lain) di antaranya, cabai, bawang merah dan tanaman produktif lainnya.
“Harga pangan bisa dilihat di Info Pangan Jakarta setiap pukul 10.00 di-update. Perlu disampaikan, masyarakat jangan panik buying karena stok relatif aman meskipun terjadi lonjakan kebutuhan karena memang Nataru. Sampai dengan akhir tahun ini kondisi pangan strategis kita dalam kondisi terkendali,” tandas Eli.