Jakarta Jadi Tuan Rumah Crisis Management Conference 2024
Kota Jakarta terpilih menjadi tuan rumah Konferensi Manajemen Krisis (Crisis Management Conference/CMC) 2024. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyambut hangat para delegasi dari berbagai kota dunia yang hadir pada 29-30 Mei 2024.
Sebuah kehormatan dan kesempatan bagi Jakarta,
Konferensi ini juga dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Suhajar Diantoro; Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati; Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin; Deputi Gubernur Kota Bangkok, Tavida Kamolvej; Direktur C40 Regional Asia Timur, Asia Tenggara dan Oseania, Milag San Jose-Ballesteros; serta Chief, Disaster Preparedness Division/Deputy Chief, Tokyo Fire Department, Koga Takashi, yang mewakili Sekretariat Network for Crisis Management (NCM).
Pj Gubernur Heru dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Tokyo yang mempercayakan Jakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi tahun ini.
Jakarta Didapuk sebagai Tuan Rumah Crisis Management Conference 2024“Sebuah kehormatan dan kesempatan bagi Jakarta, terutama dalam menyambut ulang tahun kota Jakarta ke-497, untuk berdiskusi dan berbagi kepedulian terkait penanggulangan bencana kota secara global. Perubahan iklim telah menjadi isu yang semakin nyata dan mendesak bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia, juga Jakarta yang saat ini sedang bertransformasi menuju kota global yang tangguh dan layak huni bagi lebih dari 11 juta penduduk Jakarta dan warga global,” kata Pj Gubernur Heru, dalam Siaran Pers Pemprov DKI Jakarta, Rabu (29/5).
Kondisi geografis kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan rata-rata ketinggian tujuh meter di atas permukaan laut yang dilintasi 13 sungai menuju muara di Laut Jawa. Wilayah pesisir utara Jakarta relatif lebih rendah, sehingga rentan rob dan hujan ekstrem. Selain itu, letak Jakarta yang berada di delta dan jalur cincin api Pasifik meningkatkan risiko terhadap bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi.
“Kami terus berupaya menjadikan ketahanan dan pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari perencanaan pembangunan perkotaan, serta mengalokasikan dana untuk rencana darurat,” jelasnya.
Hal ini seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta 2023-2026 yang menekankan pada terwujudnya regenerasi kota yang berketahanan dan berkelanjutan. Untuk mendukungnya, Jakarta telah menerapkan Rencana Pembangunan Rendah Karbon dan Rencana Penanggulangan Bencana.
“Pada pertemuan ini, diharapkan agar apa yang sudah dilakukan Jakarta dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya, serta Jakarta juga dapat belajar dari kota-kota lain. Sehingga konferensi ini memicu pertukaran best practices dan kerja sama antarkota dunia demi bumi sebagai rumah yang layak huni bagi kita semua,” imbuhnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Dalam Negeri Suhajar Diantoro menuturkan, perubahan iklim bukan lagi ancaman, melainkan keadaan faktual yang kini tengah terjadi. Seperti kejadian-kejadian bencana yang melanda dunia saat ini, di mana banyak bencana yang terjadi namun tidak terprediksi. Contohnya, kejadian langka seperti tornado yang menerjang Sumedang dan Bandung hingga banjir besar di Uni Emirat Arab baru-baru ini.
"Bapak Presiden berpesan agar kita hati-hati terhadap ancaman perubahan iklim yang kian nyata dan sudah dirasakan semua negara di bumi ini. Misalnya, suhu bumi yang semakin panas, cuaca juga semakin panas, kekeringan terjadi di mana-mana, bukan hanya di Indonesia," ujarnya.
Menurut Suhajar, untuk mengatasi hal itu, salah satunya adalah ketegasan untuk membangun ekonomi hijau dalam pembangunan berkelanjutan ke depannya. Untuk itu, perlu komitmen dari semua pihak dalam melakukan transisi dari aktivitas usaha dan pembangunan berbasis ekonomi regular menuju ekonomi hijau.
Untuk diketahui, CMC 2024 merupakan konferensi manajemen penanganan bencana yang dilaksanakan secara tahunan oleh Network for Crisis Management (NCM).
Acara ini mengundang kota-kota anggota NCM dan kota-kota pengamat di Asia dan seluruh dunia untuk berdiskusi, bertukar praktik terbaik, dan menjalin jejaring kerja sama di bidang mitigasi dan penanggulangan bencana. Dengan mengangkat tema "Strengthening Disaster Resilience in Global City", konferensi ini mendorong pertukaran pengetahuan, pengalaman, praktik terbaik, serta bekerja sama mendukung pembangunan kota yang berketahanan.