Pemkot Jaksel Gelar Aksi Dua Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menggelar aksi dua atau menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam rangka pelaksaan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2024.
u ntuk meningkatkan cakupan layanan intervensi
Sekretaris Kota (Sekko) Administrasi Jakarta Selatan, Ali Murthado mengatakan, penyusunan rencana kegiatan adalah tindak lanjut pemerintah dalam merealisasikan hasil rekomendasi dari analisis situasi.
"Rencana ini nantinya berisikan program dan kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk meningkatkan cakupan layanan intervensi dan kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi oleh tingkat kota pada tahun berjalan atau satu tahun mendatang," ujarnya, Senin (1/7).
Pemkot Jaktim Bahas Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan StuntingMelalui penyusunan rencana kegiatan ini, lanjut Ali, diharapkan dapat teridentifikasi rencana program atau kegiatan untuk peningkatan cakupan dan integrasi intervensi gizi pada tahun berjalan dan tahun rencana, termasuk perbandingan dengan hasil Rencana Kegiatan tahun sebelumnya.
"Jadi hasil rencana kegiatan ini sekaligus melengkapi data analisis situasi sebagai bahan kegiatan rembuk stunting di tingkat kota," ucapnya.
Ditambahkan Ali, dengan dilakukannya aksi konvergensi stunting ini akan dapat diketahui serta dilakukan evaluasi terhadap cakupan-cakupan intervensi yang masih rendah untuk kemudian ditingkatkan cakupannya serta bagaimana untuk terus menerus terjadi konvergensi antar OPD dalam percepatan penurunan stunting di Kota Administrasi Jakarta Selatan.
“Untuk itu mari kita bersama-sama lebih meningkatkan konvergensi dan inovasi dalam menyusun kegiatan-kegiatan dengan sasaran yang lebih terfokus pada pencegahan," imbuhnya.
Upaya pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi gizi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas. Untuk mencapai keterpaduan/integrasi tersebut diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkatan pemerintahan dan masyarakat khususnya di Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Sementara itu, Kepala Suku Badan (Suban) Perencanaan Pembangunan Kota Jakarta Selatan, Ahmad Saelani menuturkan, angka prevalensi stunting Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2023 mencapai 16,6%, ada kenaikan dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 11,8%. Artinya ada ketidakefektifan dalam merencanakan kegiatan dalam rangka pencegahan stunting.
Maka itu, ungkap Saelani, dibutuhkan upaya pencegahan stunting dengan keterpa
duan penyelenggaraan intervensi gizi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas, sehingga diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor."Semoga dalam kegiatan aksi dua ini dapat membawa keberkahan, sehingga dapat berkontribusi dalam mewujudkan Kota Jakarta Selatan menuju zero stunting," tandasnya.