124 Guru di Jakut Telah Ikut PGP 2024
Sebanyak 124 guru dari berbagai sekolah negeri dan swasta di Jakarta Utara, Sabtu (26/10) kemarin, merampungkan Pelatihan Guru Penggerak (PGP) 2024. Pelatihan ini dilaksanakan selama enam bulan, sejak Maret 2024.
"Filosofisnya pendidikan berorientasi pada peserta didik"
Penutupan atau acara puncak dari pelatihan ini digelar di Gandhi School Ancol, dengan mengusung tema "Panen Hasil Belajar."
Ketua Tim Kerja Kemitraan dan Pemberdayaan Komunitas Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY Jogjakarta, Nunik Sukesih mengatakan, kegiatan panen belajar menampilkan berbagai hasil aksi nyata dari para calon guru penggerak yang telah mengikuti pelatihan.
127 CGP Jakut Unjuk Kreativitas di Festival Panen Hasil Belajar"Program PGP bertujuan membekali guru jadi pemimpin pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan potensi peserta didik dan aktif mengembangkan pendidik lainnya mengimplementasikan pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila," katanya.
Dilanjutkannya, PGP merupakan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang didesain dalam mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi.
"Para calon guru penggerak ini juga menerapkan metode pelatihan dalam jaringan, lokakarya dan pendampingan individu" bebernya.
Terkait kegiatan PGP angkatan X yang telah rampung dilakukan, Nunik menjelaskan, proporsi kegiatan terdiri 70 persen belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20 persen belajar bersama rekan sejawat dan 10 persen belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pengajar praktik.
"Penyampaian materi kegiatan pelatihan, kebanyakan dilakukan secara daring," akunya.
Diungkapkan Nunik, berbagai materi yang telah diberikan dalam pelatihan ini, antara lain tentang refleksi filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, pembelajaran sosial dan emosional.
Kemudian, coaching dan supervisi akademik, serta materi soal pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan sebagai pemimpin pembelajaran.
Nunik melanjutkan, setelah ini para calon guru penggerak peserta pelatihan akan mengikuti sidang dan pengumuman kelulusan mereka, pada akhir November atau awal Desember nanti.
"Kami bersyukur Suku Dinas Pendidikan Wilayah I dan II di Jakarta Utara sangat responsif. Kolaborasi ini tentunya sangat menguntungkan bagi dunia pendidikan," tukasnya.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara, Rona Eveliner Sianipar berharap, para peserta yang telah menyelesaikan pelatihan ini bisa meningkatkan mutu pendidikan,
sekaligus menangkal aksi perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi di sekolah.Rona mengaku, telah mendorong para guru penggerak di Jakarta Utara untuk bisa menjabat sebagai pemimpin satuan pendidikan dengan mengusulkan mereka sebagai kepala sekolah. .
"Tidak hanya menjadi kepala sekolah, para guru penggerak juga bisa menjadi pengawas sekolah. Tapi memang ada prosesnya sesuai aturan berlaku," tegasnya.
Sementara, Kepala SDN Sukapura 01, Fitriyana yang bertugas sebagai pengajar praktik dalam pelatihan ini, mengungkapkan bahwa peserta pelatihan ini memiliki kemampuan yang patut dibanggakan.
" Hal itu terlihat dari beragam hasil aksi nyata yang ditampilkan sangat inovatif dan berorientasi pada peserta didik," jelasnya.
Dia mencontohkan, salah satu peserta pelatihan menampilkan literasi budaya di salah satu sekolah interkultural.
Materi literasi budaya itu menurutnya merupakan hal biasa bila diterapkan di sekolah umumnya. Namun, di sekolah intercultural materi itu memperkenalkan dan memperkuat budaya Indonesia ke siswa yang kebanyakan berasal dari kalangan ekspatriat.
"Lokakarya 7 ini difokuskan pada isu-isu yang terjadi dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. Filosofisnya pendidikan berorientasi pada siswa," tandasnya.