Legislator Komisi B Tinjau Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A
Legislator Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta melakukan peninjauan pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A rute Bundaran HI-Kota Tua.
T ransportasi kita untuk mengurai kemacetan
Ketua Komisi B, Nova Harivan Paloh mengatakan, pembangunan proyek MRT ini diharapkan bisa membantu mengatasi masalah kemacetan di Jakarta.
"Perancangan MRT Fase 2 ini merupakan mimpi besar warga Jakarta yang sudah diimpikan sejak tahun 1986. Tentu ini akan menjadi moda transportasi kita untuk mengurai kemacetan,"
ujarnya, di Visitor Center MRT Jakarta, kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (5/11). DPRD Bahas Revisi Perda MRT Jakarta Mulai Pekan DepanNova menjelaskan, kemacetan perlu segera diselesaikan melalui ketersediaan sarana transportasi publik yang cepat, aman, dan nyaman.
Ia meminta masyarakat agar beralih penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik untuk membantu mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta.
"MRT, LRT, dan tentu saja ada Transjakarta. Bagaimana tiga dari yang tadi saya sebutkan ini bisa terkoneksi dengan baik, terintegrasi," terangnya.
Menurutnya, proyek pembangunan MRT Fase 2A sudah menunjukan progres yang signifikan. Ia juga mendukung pengembangan jaringan MRT selanjutnya.
"Kalau misalnya hanya dari Lebak Bulus sampai dengan HI, ini kan memang sangat membantu. Tapi alangkah lebih bagusnya lagi diteruskan dengan fase-fase berikutnya," ungkapnya.
Terkait revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2018 tentang peningkatan modal dasar PT MRT Jakarta (Perseroda), Nova menuturkan, peningkatan modal dasar PT MRT Jakarta ini diperlukan untuk pengembangan jaringan dari Kota ke Ancol dan dari timur ke barat (Medan Satria-Tomang).
"Tentunya kita masih membahas RAPBD terkait dengan PMD. Pembahasannya nanti di beberapa minggu ke depan. Setelah kita melihat dari sini kan dari kawan-kawan pun paham PMD ini diperlukan buat apa?," bebernya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat berharap, MRT nantinya bisa menjadi transportasi andalan bagi warga Jakarta.
Setelah pembangunannya selesai, diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik seperti MRT yang telah terintegrasi dengan moda transportasi lainnya untuk mengurangi kemacetan maupun polusi.
"Kami sebetulnya menginginkan kelak itu bukan alternatif lagi, tapi menjadi transportasi utama. MRT kan menggunakan emisi bebas karbon," harapnya
Tuhiyat memaparkan, progres pembangunan proyek MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota yang sepanjang enam kilometer telah mencapai sekitar 42 persen. Sedangkan, pembangunan MRT dari Bundaran HI sampai Harmoni sudah mencapai sekitar 80 persen.
"Jadi bukan total. 80 persen itu sampai Harmoni. Pembangunan MRT Fase 2 secara keseluruhan ditargetkan akan selesai di tahun 2029," tandasnya.
Untuk diketahui, turut serta dalam peninjauan ini, Koordinator Komisi B DPRD DKI Jakarta, Basri Baco; Wakil Ketua Komisi B Wahyu Dewanto; dan anggota Komisi B di antaranya, Muhammad Taufik Zoelkifli, Muhammad Al Fatih, Ade Suherman, Ryan Kurnia Ar Rahman, Syahroni, dan Francine Eustacia.
Proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat. Fase 2 akan dibangun dalam dua tahap, yaitu Fase 2A dan Fase 2B.
Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.
Kemudian, Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Marina dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer.