Komisi B DPRD Dorong Percepatan Pembangunan SPAM Buaran III
Jajaran Komisi B DPRD DKI Jakarta melakukan peninjauan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Buaran III di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (13/11).
"ini harus sesuai target,"
Peninjauan ini diikuti Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh, Sekretaris Komisi B DPRD DKI, Muhammad Lefy dan sejumlah anggota komisi lainnya.
Di antaranya Ade Suherman, Taufik Zoelkifli, Dwi Rio Sambodo, Pandapotan Sinaga, Francine Widjojo, Syahroni, Nur Afni Sajim dan Nurhasan.
Pembangunan IPA Buaran III Ditargetkan Rampung Tahun 2025Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh mendorong pembangunan SPAM Buaran III ini bisa rampung sesuai target.
"Kita melihat juga yang disampaikan Dirut PAM tadi, ini harus sesuai target
. Ini selesai dan sambungan pipanya juga cepat," katanya usai peninjauan.Nova menjelaskan, setelah pembangunan selesai, pekerjaan akan dilanjutkan dengan penyaluran air ke masyarakat melalui pipa sambungan. Pihaknya mendorong target sambungan baru pipanisasi bisa dioptimalkan sesuai dengan kapasitas yang ada.
Ia mengatakan, pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
"Sesuai kebutuhan kita. Bukan hanya air minum, tetapi air kebutuhan sehari-hari. Ini yang perlu dimaksimalkan," ujarnya.
Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin menuturkan, pembangunan Water Treatment Plant (WTP) SPAM Buaran III ditargetkan rampung pada Desember 2024. Setelah itu, dilakukan pipanisasi untuk penyaluran air ke rumah-rumah pada April 2025.
"Selesai WTP-nya itu terbangun di Desember 2024 akhir. Dan akan on board bisa mengalir, karena memang kita harus menyiapkan pipanisasi sampai ke rumah itu di bulan April 2025," terangnya.
Arief menerangkan, IPA Buaran III sendiri berkapasitas 3000 liter per second (lps) dan akan memberikan layanan air bersih kepada 250 ribu sambungan baru. Pembangunan WTP di IPA Buaran III ini akan menghasilkan air dengan kualitas air minum.
Sehingga jika pipanisasi yang dibangun nantinya tidak tercampur dengan pipa eksisting, maka air yang dialirkan pun sudah layak minum.
"Ini memang yang harus kita pastikan adalah tidak ada kontaminasi air lewat pipa yang lama. Ini yang harus kita pastikan," kata dia.
Ia menyebut, untuk bisa memastikan kualitas pipa, maka diperlukan pembaharuan seluruh pipa di masyarakat. Namun, proses tersebut membutuhkan waktu.