Operasi Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Curah Hujan di DKI
Operasi modifikasi cuaca (OMC) tahap pertama yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, pada 7-9 Desember 2024, dinilai berhasil mengurangi hingga 67 persen curah hujan yang akan masuk ke wilayah Jakarta.
"Ikhtiar bersama mengamankan Jakarta dari bencana hidrometeorologi."
Hal ini diutarakan Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Marulitua Sijabat, Sabtu (14/12), usai melakukan OMC tahap kedua di Lapangan Terbang Curug, Tangerang, Banten.
Menurut Marulitua, dalam
teknis pelaksanaan operasi, pihaknya berkolaborasi dengan ahli Dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BPBD DKI Kembali Gelar Operasi Modifikasi Cuaca"Tahap pertama total kami melakukan tujuh sortie penerbangan penyemaian awan. Hasilnya cukup efektif, mengurangi hingga 67 persen curah hujan yang akan masuk ke wilayah Jakarta," katanya.
Berdasarkan hasil dan pengalaman tahap pertama OMC, ungkap Maruli, pihaknya melakukan kegiatan tahap kedua mulai Jumat (13/12) kemarin. Direncanakan tahap kedua OMC dilaksanakan selama empat hari, hingga Senin (16/12) lusa.
Sama seperti pelaksana OMC tahap pertama, tahap kedua juga menjadikan Lapangan Terbang Budiarto sebagai posko operasi. Hal itu demi mempertimbangkan lalu lintas penerbangan yang lebih sedikit sehingga penggunaannya lebih fleksibel untuk melakukan misi penerbangan.
Diungkapkan Maruli, pada hari kedua OMC tahap kedua ini pihaknya merencanakan empat sortie penerbangan untuk melakukan penyemaian ke arah barat laut. Namun, realisasinya akan disesuaikan dengan hasil pengamatan dan analisa dari para ilmuwan BMKG yang terlibat dalam operasi.
"Ini merupakan ikhtiar bersama mengamankan Jakarta dari bencana hidrometeorologi. Juga memberikan layanan rasa aman bagi masyarakat di Jakarta untuk beraktivitas," tegasnya.
Ketua Tim Pengendalian dan Pengawasan Modifikasi Cuaca BMKG, Lutfi Fitriano menegaskan, kolaborasi pihaknya bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar OMC sebagai mitigasi mengantisipasi potensi curah hujan yang cukup tinggi pada musim puncak musim penghujan, Desember 2024 hingga Januari 2025 mendatang.
Karena itu, pihaknya menjadikan potensi awan dari arah luar yang akan masuk DKI Jakarta sebagai indikator pelaksanaan sortie penerbangan.
"Hingga akhir tahun ini pembentukan awan diperkirakan masih ada, khususnya pada 15-16 Desember. Karena itu kami sarankan peningkatan sortie dan area penyemaian," tandasnya.