Dinas SDA Ungkap Penyebab Busa Tebal di Kali Kamal
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menanggapi keluhan warga Penjaringan, Jakarta Utara
mengenai kondisi Kali Kamal Muara yang berbusa dan mengeluarkan bau tidak sedap."Busa-busa itu sebenarnya proses penggelontorannya,"
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin menuturkan, sejumlah kali di Jakarta masih menerima pembuangan air limbah dari rumah tangga hingga limbah pabrik.
Ika menyampaikan, saat ini, sistem saluran air di seluruh wilayah DKI Jakarta belum sepenuhnya memisahkan antara air limbah dan air hujan.
SDA Jakpus Pastikan 108 Pompa Berfungsi Baik“Dengan adanya peraturan daerah (perda) air limbah, maka upaya kita untuk membangun infrastruktur pemisah antara air limbah dan air hujan akan lebih tertata,” ujar Ika, Rabu (22/1).
Terkait kondisi di Penjaringan, khususnya di sepanjang Kali Semongol, Ika menyebut terdapat pabrik dan permukiman warga yang membuang sampah serta air limbah langsung ke sungai. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah dan air limbah sembarangan, termasuk sisa minyak goreng atau air cucian piring, ke saluran air.
“Ketika semua terkumpul di satu tempat, limbah akan mengendap,” katanya.
Ika menjelaskan, sebelumnya sering terjadi banjir akibat rob di wilayah Kamal. Setelah dibangunnya pompa Kamal, kondisi tersebut membaik. Namun, limbah yang terkumpul di satu tempat dan proses pemompaan air sungai menyebabkan terjadinya turbulensi, yang memicu munculnya busa.
“Busa-busa itu sebenarnya proses penggelontorannya,” ucap Ika.
Dinas SDA DKI Jakarta berharap adanya dukungan terkait proyek Jakarta Sewerage System (JSS), yang merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum.
“Proyek ini bertujuan membangun sarana pengelolaan air limbah domestik (non industri) skala perkotaan, sehingga air hujan dan air limbah domestik tidak tercampur,” tandasnya.