You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
 Diusir Orangtuanya, Tasya Cari Perlindungan ke Sudin Sosial Jakpus
.
photo Nurito - Beritajakarta.id

Siswa SD Minta Perlindungan ke Sudin Sosial Jakpus

Tasya (11), seorang siswi kelas lima SDN Klender 24 Pagi, Jakarta Timur, meminta perlindungan ke Kantor Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Kamis (3/9). Ia mengaku bingung setelah diusir orangtuanya karena menolak mengamen. Bahkan, sejak dua pekan lalu, Tasya mengaku terpaksa tidak bersekolah.

Setiap hari harus mengamen. Kalau tidak mau, saya dipukul pakai kayu

Tasya menuturkan, karena menolak pengamen, ia kerap dipukuli ayah tirinya yang berinisial Sbr. Karena tidak tahan dianiaya, ia kemudian pergi ke kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Setibanya di Pasar Tanah Abang, Tasya yang kelaparan lalu meminta uang kepada seorang sopir bajaj. Namun oleh sopir bajaj yang tidak diketahui identitasnya, Tasya diantarkan ke Kantor Wali Kota Jakarta Pusat.

Kritis di RSUD Koja, Pengamen Meninggal

"Setiap hari harus mengamen. Kalau tidak mau, saya dipukul pakai kayu. Tadi siang diusir dan kalau ada orang nanya alamat rumahnya tidak boleh diberitahu," ujar Tasya.

Haris (50), petugas Pamdal Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, terkejut saat didatangi Tasya. Dengan lugunya, bocah yang mengenakan kaos warna pink dan celana jeans pendek ini mengadu telah diusir ayah tirinya. Kepada petugas Pamdal, Tasya juga mengaku sering dipukuli. Karena iba, ia pun langsung mengantarkan Tasya ke Kantor Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat.

"Saya tadi lagi jaga, tahu-tahu didatangi anak itu dan mengaku habis diusir orangtuanya. Karena kasihan jadi saya antar ke kantor Sudin Sosial," ujar Haris.

Sementara, Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ishak mengatakan, Tasya akan dibawa ke rumah aman di kawasan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Selain lebih aman dan nyaman, Tasya juga akan rehabilitasi mentalnya. Sebab ia melihat ada goncangan jiwa yang dialami Tasya. Apalagi anak tersebut mengaku sering dipukuli kalau tidak mau mengamen.

"Kita selamatkan dulu anaknya di rumah aman. Karena di sana ada psikolog untuk melakukan pendampingan. Keamanan dan kenyamanan juga lebih terjamin," ujar Ishak.

Selain itu, pihaknya juga akan mendatangi rumah orangtuanya dan melakukan konfrontasi soal dugaan penganiayaan anak tersebut. Ia juga menduga Tasya menjadi korban eksploitasi orangtuanya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Layanan Jemput Bola Adminduk di RW 11 Cipinang Besar Utara Diminati Warga

    access_time05-07-2025 remove_red_eye2240 personAnita Karyati
  2. Tes Lapangan Calon PPSU Kelurahan Cikoko Dibagi Tiga Gelombang

    access_time02-07-2025 remove_red_eye1626 personTiyo Surya Sakti
  3. Bapenda Beri Penjelasan Soal Pajak Olahraga Padel

    access_time05-07-2025 remove_red_eye826 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Genangan di Kecamatan Penjaringan Cepat Ditangani

    access_time07-07-2025 remove_red_eye781 personAnita Karyati
  5. Cuaca Berawan Dominasi Jakarta Hari Ini

    access_time04-07-2025 remove_red_eye753 personDessy Suciati

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik