You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Motivasi Pedagang Kelontong, Djarot Ceritakan Pengalaman Hidup
.
photo Reza Hapiz - Beritajakarta.id

Djarot Berikan Motivasi untuk Pedagang Kelontong

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat berbagi pengalaman hidupnya untuk memotivasi para pedagang kelontong yang tengah mengikuti pelatihan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (20/10).

Untuk membantu perekonomian keluarga, ibu membuka toko kelontong di rumah

Menurut Djarot, apabila dikelola dengan benar, usaha toko kelontong dapat berkembang dan terhindar dari kebangkrutan.

Djarot mengatakan, berdasarkan pengalaman yang didapat saat sang ibu membuka toko kelontong, waktu kecil dahulu, ia melihat ada empat kelemahan yang harus diperhatikan agar tidak bangkrut.

Djarot Apresiasi Pelatihan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil

"Bapak saya tentara gajinya pas-pasan dengan tujuh anak. Untuk membantu perekonomian keluarga, ibu membuka toko kelontong di rumah," kata Djarot.

Dikatakan Djarot, membuka toko bila ditekuni dengan benar bisa membuahkan hasil yang baik. Sebab seperti pengalaman keluarganya, tujuh anak berhasil menjadi sarjana dengan penghasilan ayah sebagai tentara dibantu sang ibu dari usaha toko kelontongnya.

Djarot mengungkapkan, untuk menjadi pengusaha toko kelontong yang berhasil, mereka harus menghindari empat hal. Pertama, pemilik kelontong harus teliti waktu kadaluarsa produk. Sebab, bisa jadi saat membeli di pusat grosir saat ada potongan harga, waktu kadaluarsanya sudah mepet. Alhasil tidak lama dijual di toko kelontong, produk tersebut sudah kadaluarsa.

Kemudian yang kedua, antara uang dagangan dan kebutuhan pribadi harus dipisahkan. Ketiga, hubungan emosional yang sudah terbina dengan konsumen, biasanya dagangan dihutang. Persoalannya, tidak semua pengutan dapat segera membayar atau bahkan ada yang menghilang karena pindah.

Sedangkan kelemahan yang keempat, Djarot melihat, kebanyakan toko kelontong tidak memiliki pembukuan. Antara uang modal, pendapatan dan keuntungan kerap tercampur dan perputaran uang tidak terkontrol.

“Bila kelemahan itu bisa diantisipasi, toko kelontong tidak akan bangkrut. Sebab, selain minim biaya operasional, kedekatan emosional dengan pelanggan bila dikelola dengan baik bisa menjadi kekuatan usaha," papar Djarot.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Jakarta Kirim 79 Atlet Junior ke Kejurnas Panahan 2025

    access_time26-06-2025 remove_red_eye1218 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. UPPKB2T DKI Perkuat Peran Sebagai Laboratorium Rujukan

    access_time26-06-2025 remove_red_eye684 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Penampilan UK Royal Marine Band Meriahkan HUT Jakarta

    access_time27-06-2025 remove_red_eye655 personDessy Suciati
  4. Rano Sebut BTN JAKIM 2025 Dorong Promosi dan Perekonomian Jakarta

    access_time29-06-2025 remove_red_eye641 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pramono Dorong Jakarta Jadi Destinasi Olahraga Kelas Dunia

    access_time29-06-2025 remove_red_eye637 personDessy Suciati

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik