You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Museum Arsip Nasional Kurang Diminati Wisatawan Lokal
.
photo Hendi Kusuma - Beritajakarta.id

Museum Arsip Nasional Kurang Diminati

Minat masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta untuk mengunjungi Museum Gedung Arsip Nasional sangat rendah. Hal itu terlihat dari jumlah wisatawan lokal yang mengunjungi museum tersebut.

Kalau wisatawan domestik paling sekitar lima orang per hari. Sedangkan wisatawan asing berkisar 20 orang. Kebanyakan mereka dari Belanda, Jepang, dan Taiwan

Berdasarkan data yang diperoleh, setiap harinya hanya ada lima wisatawan demestik yang berkunjung ke museum yang terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat tersebut. Sedangkan wisatawan mancanegara bisa mencapai 20 orang.

"Kalau wisatawan domestik paling sekitar lima orang per hari. Sedangkan wisatawan asing berkisar 20 orang. Kebanyakan mereka dari Belanda, Jepang, dan Taiwan," ujar Sirojudin, pemandu wisata sekaligus petugas keamanan museum, Minggu (4/5).

Siswa di Jaksel Wajib Kunjungi Museum

Padahal, kata Sirojudin, Museum Arsip Nasional cukup memliki daya tarik dan menyimpan 200 benda bersejarah dan surat arsip peninggalan dari kerajaan nusantara dan pemerintah Hindia Belanda. "Ada 200 barang peninggalan sejarah dan surat arsip yang dikoleksi di museum ini," kata Sirojudin.

Barang-barang peninggalan sejarah itu berupa kursi dan lemari peninggalan kesultanan di nusantara, senjata dan perlengkapan perang dari berbagai kesultanan, senjata pemerintah Hindia Belanda seperti meriam dan senjata api. Selain itu juga ada gong dari kerajaan Jawa, terakhir yang paling banyak adalah arsip surat-surat kerjasama antara kesultanan dengan kesultanan lain, dan ada juga kerjasama antara kesultanan dan pemerintah Hindia Belanda.

"Kebanyakan adalah arsip surat-surat kerjasama antara kesultanan dengan kesultanan semua ditulis dalam bahasa Arab, untuk terjemahaan ada di kantor pusat arsip Jl Ampera Cilandak. Sementara yang lain-lain adalah barang peninggalan Hindia Belanda," ungkapnya.

Sekadar diketahui, gedung Museum Arsip Nasional didirikan pada tahun 1750 sebagai rumah tinggal Gubernur Jenderal Reyner de Klerk. Gedung tersebut dibangun dengan di kelilingi parit yang dalam guna mempertahankan kota Batavia terhadap serangan dari Banten atau Mataram. Namun pada abad ke-19, rumah tersebut beralih fungsi menjadi panti asuhan untuk anak yatim piatu, setelah itu bangunan tersebut mengalami beberapa pemugaran hingga akhirnya tahun 1992 bangunan tersebut menjadi tempat penyimpan arsip nasional. Tahun 1995, para pengusaha Belanda mengumpulkan dana untuk pemugaran pembangunan rumah De Klerk dan diberikan kepada pemerintah RI sebagai hadiah 50 tahun kemerdekaan Indonesia.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pj Gubernur Teguh Pastikan Jakarta Aman, Stabil dan Terkendali

    access_time20-11-2024 remove_red_eye1079 personFolmer
  2. Buka 35.000 Lowongan Kerja, Pj Gubernur Teguh Resmikan Jaknaker Expo 2024

    access_time21-11-2024 remove_red_eye1052 personFolmer
  3. Personel Gabungan Turunkan APK Pilkada di Jaktim

    access_time24-11-2024 remove_red_eye1032 personNurito
  4. PT JIEP Tanam 2.400 Bibit Pohon Asoka

    access_time23-11-2024 remove_red_eye928 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Jakarta Hari Ini Berawan Hingga Diguyur Hujan

    access_time23-11-2024 remove_red_eye916 personTiyo Surya Sakti