You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Basuki Minta Semua Proses e-Budgeting Terekam
.
photo Yopie Oscar - Beritajakarta.id

Semua Proses E-Budgeting Harus Terekam

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menginginkan proses e-budgeting terekam dengan baik. Sehingga bisa dijadikan pelajaran untuk tahun-tahun berikutnya. Mengingat setiap lima tahun sekali terjadi pergantian pimpinan.

Jadi ada pembelajaran, orang tahu kenapa ini dikurangi, ditambah, dicoret DPRD

Basuki mengatakan, dalam e-budgeting untuk APBD 2016 masih belum sempurna. Sebab dalam pembahasannya bersama dengan DPRD DKI Jakarta masih ada yang tidak masuk dalam proses e-budgeting. Sehingga beberapa pembahasan tidak terekam dalam sistem. Basuki menyebutnya kehilangan jejak.

"Ternyata pas kemarin, mereka saking sering bahas KUA-PPAS enggak mau masukin ke e-budgeting. Jadi bahas dulu baru masuk. Padahal saya mintanya, dalam proses pembahasan pun semua e-budgeting jadi kelihatan kalau ada perubahan berapa kali, jadi kehilangan jejak," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/11).

Rp 15 Miliar APBD Kepulauan Seribu Belum Terserap

Basuki telah menginstruksikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tuty Kusumawati untuk mencatat semua proses pembahasan bersama legislatif. "Saya sudah bilang ke Bu Tuty hati-hati, saya tidak mau prosesnya dihilangkan. Saya kan inginnya ada proses," ucapnya.

Menurut Basuki, jika semua proses terekam dengan baik maka bisa menjadi pembelajaran untuk tahun berikutnya. Sehingga kesalahan sebelumnya tidak terulang lagi. Seperti pembahasan APBD tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah terekam dengan baik.

"Jadi ada pembelajaran, orang tahu kenapa ini dikurangi, ditambah, dicoret DPRD. Kalau saya enggak jadi gubernur lagi, maka gubernur yang akan datang begitu diperlihatkan proses e-budgeting dia ngerti," kata Basuki.

Basuki mengatakan, jika semua proses terekam jelas melalui sistem elektronik, maka bisa diakses dengan mudah. Berbeda jika hasilnya dicetak, karena beresiko hilang atau rusak. Selain itu, proses pembahasan anggaran tersebut juga dimasukkan ke dalam Jakarta Smart City.

"Kalau dicetak, ditumpuk-tumpuk bisa hilang. Tapi kalau ditaruh dalam sistem Smart City atau di i-Cloud gitu kan selamanya, sampai kiamat juga kalau enggak terjadi sesuatu di dunia ini orang masih punya. Kalau buku, hilang," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Salip Jatim, Jakarta Pimpin Perolehan Medali Emas PON XXI

    access_time14-09-2024 remove_red_eye1222 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Klasemen Sementara PON XXI, Jakarta Terus Bayangi Jawa Timur

    access_time13-09-2024 remove_red_eye1117 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Warga Serbu Pasar Murah di Kelurahan Dukuh

    access_time18-09-2024 remove_red_eye1047 personNurito
  4. Ini Penerima DTKJ Award 2024

    access_time19-09-2024 remove_red_eye931 personTiyo Surya Sakti
  5. Kalahkan Juara Bertahan, Atlet Tarung Derajat Fariuddin Ishafahani Raih Emas di PON XXI

    access_time19-09-2024 remove_red_eye886 personAldi Geri Lumban Tobing