Waisak, Basuki Tekankan Kebersihan Ibu Kota
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menghadiri Perayaan Tri Suci Waisak di Vihara Ekayana Arama, Jakarta Barat, Kamis (15/5). Ribuan umat Budha dari DKI Jakarta juga tampak memadati vihara tersebut.
Soal sampah, satu orang bisa menggenggam sampah, bayangkan sejuta orang, maka masalah sampah bisa dibenahi
Tiba sekitar pukul 10.40 WIB, kedatangan Basuki langsung disambut oleh pengurus di kantor vihara yang berjarak sekitar 50 meter dari vihara.
4.000 Umat Budha Padati Vihara DhammacakkaDisela perayaan, Basuki menyampaikan beberapa pesan tentang hidup sehat, berkesadaran, tertib, dan cinta kasih sesuai dengan ajaran Budha.
"Mau meninggalkan kemauan sendiri demi kepentingan orang banyak. Pengorbanan diri adalah yang paling penting," ujar Basuki, Kamis (15/5).
Namun, kata Basuki, di zaman sekarang banyak manusia yang justru jauh dari keteladanan itu. Misalnya, masih banyak orang buang sampah sembarangan di ibu kota. Menurut Basuki, andaikan saja satu warga mau memungut satu sampah, maka kebersihan di Jakarta bisa teratasi.
"Soal sampah, satu orang bisa menggenggam sampah, bayangkan sejuta orang, maka masalah sampah bisa dibenahi," ucapnya.
Sementara, pimpinan Wihara Ekayana Arama, Bhante Aryamaitri Mahasthavira, mengatakan, tema Waisak kali ini mengandung makna strategis yang dapat menggugah hati umat Budha untuk lebih mengamalkan ajaran Budha dan sangat relevan dengan kondisi aktual serta kehidupan yang sangat dinamis saat ini.
"Secara subtansial ada pesan mendalam bahwa interaksi dalam sesama manusia, alam, serta semua makhluk hidup adalah satu perangkat kesatuan yang saling menunjang dan saling melengkapi satu sama lain berdasarkan landasan kesadaran," ujarnya.
Ditambahkan Bhante, ajaran Budha yang penuh cinta kasih bukan hanya sekadar dipahami, namun semangat dan esensinya harus diimplementasikan dalam keseharian dimensi kehidupan.
Puncak perayaan Tri Suci Waisak, Kamis (15/5) diawali penyambutan detik-detik Waisak pukul 02:13:27 WIB. Umat Budha di Wihara Ekayana Arama melakukan meditasi bersama dan perenungan.
Selanjutnya, puncak perayaan dilanjutkan dengan rangkaian upacara Pindapata, Pujabakti dan Wisudhi. Pindapata adalah tradisi pengumpulan dana dan makanan yang dilakukan umat kepada para biksu yang berjalan berkeliling ke tempat umat.