You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
kran air hemat jakarta
kran air hemat jakarta .
photo doc - Beritajakarta.id

Warga Miskin DKI Dijatahi 10 Kubik Air Per Bulan

Untuk menekan pemborosan air bersih yang bisa berdampak pada krisis air di kemudian hari, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengimbau Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi DKI Jakarta (PAM Jaya) untuk melakukan kampanye hemat air. Selain itu, mantan anggota Komisi II DPR ini juga menyerukan perusahaan milik DKI itu membatasi pemakaian air untuk warga miskin maksimal 10 kubik per bulannya.

Di Jakarta itu tingkat kebocoran airnya hingga 40 persen. Makanya mulai sekarang masyarakat harus mulai hemat air

"Di Jakarta itu tingkat kebocoran airnya hingga 40 persen. Makanya mulai sekarang masyarakat harus mulai hemat air," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (28/5).

Menurut mantan Bupati Belitung Timur ini, penjatahan 10 kubik air per bulan mengacu hasil survei World Health Organization (WHO). Dalam survei itu disebutkan, rata-rata pemakaian air bersih untuk masyarakat miskin atau kurang mampu sebesar 10 kubik per bulan.  

Palyja Putus Sambungan Air Ilegal

"Sudah ada surveinya dari WHO. Tapi kok rumah tangga miskin, kecil, sederhana, masak pakai 10 - 30 kubik per bulan.  Dijualin, disewa-sewain. Makanya kita mesti teken PAM Palyja untuk kita ambil alih.  Karena kita bisa menyambungkan pipa lebih cepat," ujar Basuki.

Atas temuan pemborosan itu, Basuki sudah menginstruksikan dua pihak swasta yang bekerjasama dengan PAM Jaya agar mulai membatasi pasokan air untuk pelanggannya yang tergolong kurang mampu. Hal ini semata-mata untuk membuat masyarakat disiplin dan menghargai air bersih.

Meski begitu, Basuki tidak menampik apabila ada warga kurang mampu yang mempunyai kebutuhan air bersih lebih dari 10 kubik per bulannya. Namun menurutnya, kalau masyarakat mau membeli lebih dari yang sudah dijatahkan, mereka harus bersedia membayar lebih mahal.

"Warga harus membayar Rp 10 ribu apabila pemakaian di atas 10 kubik per bulan. Sedangkan pemakaian air di bawah takaran itu, tetap harganya Rp 1.050," tegasnya.

Dikatakan Basuki, penetapan harga Rp 10 ribu itu tidak berlebihan dan tergolong cukup murah. Pasalnya, selama ini masyarakat dinilai mampu untuk membeli mahal dari pedagang air gerobak yang harganya mencapai Rp 25 ribu per kubik.

"Masyarakat sekarang beli air Rp 25 ribu  per kubik yang dari gerobak-gerobak itu, lebih mahal lho. Jadi Rp 10 ribu itu tidak mahal. Yang penting mereka ga boros," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Salip Jatim, Jakarta Pimpin Perolehan Medali Emas PON XXI

    access_time14-09-2024 remove_red_eye1219 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Klasemen Sementara PON XXI, Jakarta Terus Bayangi Jawa Timur

    access_time13-09-2024 remove_red_eye1113 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Warga Serbu Pasar Murah di Kelurahan Dukuh

    access_time18-09-2024 remove_red_eye1045 personNurito
  4. Ini Penerima DTKJ Award 2024

    access_time19-09-2024 remove_red_eye898 personTiyo Surya Sakti
  5. Kalahkan Juara Bertahan, Atlet Tarung Derajat Fariuddin Ishafahani Raih Emas di PON XXI

    access_time19-09-2024 remove_red_eye821 personAldi Geri Lumban Tobing