Pramudi Bus Sekolah Mengaku Belum Terima Honor
Aksi mogok kerja digelar puluhan pramudi bus sekolah milik Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Selasa (3/6). Aksi mogok digelar lantaran para pramudi mengaku belum menerima honor mereka sejak bulan April 2014 lalu.
Janjinya hari Senin kemarin semua sudah dibayar. Tapi kita tunggu sampai malam belum ada tanda-tanda pencairan. Makanya kita lakukan aksi mogok
Beruntung, aksi ini dapat segera diredam setelah pihak UPT Bus Sekolah berjanji membayarkan honor seluruh pramudi sore nanti. Alhasil, sekitar 30 pramudi akhirnya mau mengoperasikan kembali bus sekolah.
Basuki Ingin Kasus Bus Berkarat Ditangani KPK
JS (47), salah seorang pramudi mengaku terpaksa ikut aksi mogok bersama rekan-rekannya lantaran belum menerima honornya sejak bulan April lalu. Dikatakan JS, honor yang biasa diterimanya sebesar Rp 180 ribu per hari. Dari jumlah itu, sebesar Rp 50 ribu dibayar per hari dan sisanya Rp 120 ribu dibayar perbulan dengan cara dirapel. Selebihnya adalah potongan pajak penghasilan.
“Janjinya hari Senin kemarin semua sudah dibayar. Tapi kita tunggu sampai malam belum ada tanda-tanda pencairan. Makanya kita lakukan aksi mogok. Sekarang dijanjikan akan dibayar pada sore nanti, ya kita tunggu saja sore. Kalau masih bohong juga, kita akan mogok dalam waktu lama,” ujar JS, Selasa (3/6).
Dikatakan JS, pihak manajemen beralasan belum dibayarnya honor ini lantaran para pramudi bus sekolah akan dialihkan ke operator yang mengelola bus sekolah. Namun, sejauh ini operator pemenang lelang belum diketahui lantaran proses lelang melalui ULP DKI Jakarta masih belum rampung.
Sementara itu N (30), pramudi bus sekolah lainnya menuturkan, honor untuk bulan Mei baru dibayarkan yang per hari yakni Rp 50 ribu per hari. Sedangkan honor bulanan sebesar Rp 120 ribu belum diterima.
Ia juga menyebutkan, dari sekitar 100 pramudi, pada hari ini ada 30-an pramudi yang beroperasi. “Misalnya untuk bus sekolah rute Condet - Pondok Gede seharunya ada enam minibus yang beroperasi, namun hari ini hanya satu bus. Kemarin juga hanya dua bus yang beroperasi, ini karena terkait honor yang belum dibayarkan,” keluh N.
Menanggapi hal ini, Kasie Pelayanan Bus Sekolah Dishub DKI Jakarta, Marlihot Marulita Sirait membantah jika pihaknya dinyatakan belum membayar honor pramudi bus sekolah. Menurutnya, honor tersebut sudah dibayarkan sejak April 2014. Hal itu dibuktikan dengan adanya tandatangan seluruh pramudi, saat pengambilan honor.
Hanya saja, sambung Marulita, memang untuk honor bulan Mei, belum dibayarkan. Rencananya sore nanti baru dibayarkan. Namun untuk honor harian Rp 50 ribu, seluruhynya sudah dibayarkan dan tidak ada yang tertunda.
“Siapa bilang honor pramudi belum dibayar. Ini buktinya, semua pramudi sudah tanda tangan pengambilan honor bulan April. Kalau bulan Mei memang rencananya baru sore ini dibayar,” kata Marulita sambil menunjukkan bukti tanda tangan pramudi saat pengambilan honor.
Mengenai keinginan para pramudi untuk disertakan dalam jamsostek, dikatakan Marulita, sebenarnya mereka (pramudi) sudah otomatis menjadi peserta. Sebab, dalam dokumen lelang, seluruh nama pramudi dicantumkan dan diikutsertakan dalam jamsostek. Hanya saja, karena lelang operator bus sekolah pada bulan lalu gagal sehingga dilakukan proses lelang ulang. Diharapkan pada pertengahan Juni ini sudah keluar nama pemenang lelangnya.
Selanjutnya jika sudah ada nama pemenang lelang, seluruh pramudi dan pembantu pramudi, akan di bawah kendali operator. Sedangkan UPT Bus Sekolah, sifatnya hanya sebagai pengawasan. Saat masih swakelola, memang seluruh pramudi dan pembantu pramudi di bawah kendali UPT Bus Sekolah.