You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Ini Konsep Penataan Kawasan Wisata Bahari
.
photo Ilustrasi - Beritajakarta.id

Ini Konsep Penataan Kawasan Wisata Bahari

Penataan kawasan Wisata Bahari, Jakarta Utara segera dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Konsep untuk menampilkan destinasi wisata di lokasi tersebut sudah dibuat.

Kalau ada penataan otomatis daerah itu menjadi terbuka, objek wisata yang ada juga terlihat

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Catur Laswanto mengatakan, penataan akan dilakukan secara bertahap. Pertama akan dilakukan relokasi warga ke rusun dan membongkar bangunan-bangunan liar. Karena saat ini akses masuk ke beberapa objek wisata di kawasan tersebut tertutup oleh permukiman liar.

Setelah dilakukan pembongkaran bangunan, akan dipasang sheet pile untuk menahan banjir rob. Mengingat daratan yang ada berada dibawah muka laut.

Penataan Kawasan Wisata Bahari Beda dengan Kalijodo

"Aspek pertama penataan bangunan liar, supaya daerah itu tidak kumuh. Kemudian penurapan sungai untuk menahan banjir rob. Kalau ada penataan otomatis daerah itu menjadi terbuka, objek wisata yang ada juga terlihat," kata Catur, saat dihubungi Beritajakarta.com, Sabtu (2/4).

Ada beberapa objek wisata yang berada di kawasan tersebut, seperti Masjid Luar Batang, Museum Bahari, Menara Syahbandar, Pasar Ikan, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Semua bangunan tersebut merupakan salah satu bangunan bersejarah. Sehingga bangunan tersebut tidak akan dibongkar.

"Masjid Luar Batang itu sangat bersejarah. Kalau masuk cagar budaya atau tidak harus dicek dulu. Yang pasti masjid tidak diapa-apain," ujarnya. 

Menurut Catur, kawasan tersebut sejak dulu merupakan Wisata Bahari pada zaman kuno. Namun dengan berkembangnya masyarakat beberapa objek wisata tertutup bangunan.

"Dari awal kawasan itu adalah Wisata Bahari zaman kuno. Mula pertamanya orang barat masuk ke Jakarta. Jadi ada nilai sejarah tinggi di situ," katanya.

Dia menambahkan adanya kapal-kapal tradisional pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi daya tarik tersendiri. Karena di negara-negera lainnya sudah tidak ditemukan kapal-kapal pinisi tersebut.

"Pelabuhan Sunda Kelapa, itu menarik dilihat dari dua sisi. Pertama merupakan tempat bongkar muat barang. Kedua sampai sekarang kapal-kapal tradisional pinisi masih bisa dilihat, di negara lain tidak lagi ditemukan. Tapi di sana masih ditemukan," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Tiga ASN Berprestasi Pemprov DKI Terima Penghargaan dari Gubernur

    access_time07-05-2025 remove_red_eye4545 personDessy Suciati
  2. Rano Ajak PPSU dan Petugas Gulkarmat Nobar Film

    access_time08-05-2025 remove_red_eye1406 personBudhi Firmansyah Surapati
  3. Pemprov DKI-Kabupaten Karawang Perkuat Kerja Sama Pangan

    access_time06-05-2025 remove_red_eye1335 personDessy Suciati
  4. Dilantik Jadi Kadiskominfotik, Budi Awaluddin Naik Transjakarta ke Balai Kota

    access_time07-05-2025 remove_red_eye1298 personFolmer
  5. Legislator Dukung Pembangunan Rusun Rorotan

    access_time10-05-2025 remove_red_eye924 personFakhrizal Fakhri

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik