Warga Masih Incar Daging dan Gula Pasir di Pasar Murah
Operasi Pasar murah yang digelar di halaman Pasar Grogol, Jakata Barat, Rabu (8/6), masih diminati warga.
Komoditas gula dan daging sapi hingga saat ini masih diburu warga. Namun, jika dibandingkan penjualan hari ini dengan pada hari pertama dan kedua pasar murah, angka penjualannya menurun
Sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti gula dan daging sapi masih menjadi incaran warga karena selisih harga di pasar tradisional tinggi.
Sekadar diketahui penjualan sembako dalam kegiatan pasar murah merupakan rangkaian acara Festival Jakarta Great Sale (FJGS) yang diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang Tahun DKI Jakarta yang digelar sejak Sabtu (4/6) hingga 17 Juli mendatang di 20 pasar tradisional tersebar di lima wilayah Ibukota.
Daging Sapi Paling Laris Terjual di OP"Komoditas gula dan daging sapi masih diburu warga. Namun, jika dibandingkan penjualan hari ini dengan pada hari pertama dan kedua pasar murah, angka penjualannya menurun," kata Edi Ba
suki, Kepala Pasar Grogol saat ditemui Beritajakarta.com, Rabu (8/6) siang.Ia menjelaskan, komoditas daging sapi dan gula yang dijual di pasar murah masih menjadi incaran warga karena selisih harga di pasaran masih tinggi.
Di Pasar Murah, daging sapi paha depan dijual harga Rp 85 ribu per kilogram, paha belakang Rp 89 ribu per kilogram dan tulang sop Rp 75 ribu per kilogram.
"Sedangkan harga daging yang dijual pedagang di pasar tradisional saat ini masih berkisar antara Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram. Warga hanya diperbolehkan membeli daging maksimal 3 kilogram di pasar murah," ujarnya.
Ia mengatakan, jumlah warga yang membeli barang kebutuhan pokok di pasar murah, Rabu (8/6) mengalami penurunan sekitar 50 pembeli. Sebelumnya pada hari pertama dan kedua, jumlah pembeli mencapai 300 orang. Ada beberapa komoditi yang tidak menjadi incaran warga di hari ketiga ini, yakni harga cabai dan minyak goreng.
"Harga minyak kemasan dengan ukuran sama tapi berbeda merek yang dijual di sejumlah supermarket saat ini sudah turun dan lebih murah, sehingga warga pun tidak lagi tertarik membeli minyak goreng kemasan di pasar murah," tandasnya.