Dinsos Awasi 48 Titik Rawan Manusia Gerobak
Dinas Sosial DKI Jakarta melakukan pengawasan ketat di 48 titik rawan manusia gerobak. Sebab biasanya saat Ramadan hingga jelang Idul Fitri, Ibukota diserbu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Kita awasi dengan ketat peredaran PMKS terutama manusia gerobak di 48 lokasi. Kalau tertangkap langsung kita amankan
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Chaidir mengatakan, untuk mencegah maraknya manusia gerobak, pihaknya menempatkan petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S). Petugas akan memberikan edukasi dan peringatan kepada PMKS agar tidak berhenti dan mangkal di pinggir jalan.
Jika ternyata masih membandel setelah diberikan peringatan, maka P3S akan melakukan penjangkauan kepada mereka. PMKS tersebut akan diamankan dan dimasukkan ke dalam panti sosial untuk dilakukan pembinaan.
180 PMKS di Jaksel Terjaring Razia"Kita awasi dengan ketat peredaran PMKS terutama manusia gerobak di 48 lokasi. Kalau tertangkap langsung kita amankan," ujar Chaidir, Rabu (8/6).
Menurutnya, ada perbedaan khusus antara manusia gerobak dengan pemulung. Jika pemulung isi gerobaknya adalah barang barang bekas, kalau manusia gerobak isi gerobaknya biasanya anak dan istrinya.
Warga ibukota dihimbau untuk tidak terkecoh dengan manusia gerobak. Jika menemukan manusia gerobak sebaiknya tidak memberi sesuatu. Sebab hal ini akan mengundnag manusia gerobak lain untuk bermunculan.
"Jika ingin berinfak atau sodaqoh sebaiknya di tempat-tempat resmi. Seperti panti asuhan, pansi sosial, masjid, mushola dan tempat-tempat sejenisnya," tandasnya.
Beberapa titik rawan manusia gerobak antara lain di Jalan Manggarai, Panglima Polim, Fatmawati dan Jalan Gatot Subroto.