You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Pengeboran MRT Capai 65 Persen
.
photo Suparni - Beritajakarta.id

Pengerjaan Terowongan MRT Capai 65 Persen

Pembangunan konstruksi dan pengeboran jalur bawah tanah Mass Rapid Transit (MRT) dari area transisi Bundaran Senayan menuju Bundaran HI telah mencapai 65 persen. Pembebasan lahan pun terus dikebut.

Dari sekitar enam kilometer underground yang kita bangun, kini sudah mencapai sekitar lima kilometer pengeboran baik dari arah selatan ke utara atau sebaliknya

"Dari sekitar enam kilometer underground yang kita bangun, kini sudah mencapai sekitar lima kilometer pengeboran baik dari arah selatan ke utara atau sebaliknya. Itu sekitar 65 persenan, diluar panjang stasiun" ujar Muhammad Nasyir, Direktur Operasional PT MRT Jakarta, Kamis (29/9).

Perlu diketahui, mesin bor pertama (Antareja) mulai beroperasi sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) telah dioperasikan sejak bulan November 2015.

Pembahasan Raperda RTRW Bawah Tanah Libatkan Pakar Perkotaan

Bor Antareja telah melakukan pekerjaan pembuatan terowongan sekitar dua kilometer, sedangkan untuk Bor Antareja II telah melakukan pekerjaan pembuatan terowongan sepanjang 1,8 kilometer. Saat ini mesin bor pertama (Antareja) dan kedua (Antareja II) tengah melakukan pengeboran dari Stasiun Istora menuju Stasiun Bendungan Hilir.

Dua mesin bor bawah tanah lainnya, bernama Mustikabumi I dan Mustikabumi II. Untuk Mustikabumi I telah dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI sejak Februari 2016.

Sedangkan untuk Mustikabumi II, telah mulai beroperasi dari lokasi yang sama sejak April 2016. Bor Mustikabumi I telah melakukan pekerjaan pembuatan terowongan sepanjang 717 meter, sedangkan untuk Bor Mustikabumi II telah melakukan pekerjaan pembuatan terowongan sepanjang 685,5 meter.

Kedua mesin bor ini bergerak melakukan penggalian membuat terowongan jalur bawah tanah MRT menuju arah Selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas dan akan dilanjutkan hingga berakhir di Stasiun Setiabudi.

 

Sementara itu terkait kendala pembebasan tanah di Jalan Fatmawati dan Haji Nawi, Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi berharap akhir tahun pemilik lahan mau menjual ke Pemprov DKI demi kepentingan nasional.

"Kita sudah tawarkan harga diatas NJOP, target kita akhir tahun harus sudah deal sehingga target pengoperasian kereta bawah tanah awal 2019 dapat terlaksana," ungkapnya.

Ia juga menyakini, jika semua transportasi massal di Ibukota sudah berjalan, maka kemacetan bisa berkurang. "Kalau MRT jalan, Transjakarta bertambah, dan sistem ERP juga jalan, saya yakin 60 persen kemacetan di Jakarta dapat teratasi," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Tiga ASN Berprestasi Pemprov DKI Terima Penghargaan dari Gubernur

    access_time07-05-2025 remove_red_eye4466 personDessy Suciati
  2. Rano Ajak PPSU dan Petugas Gulkarmat Nobar Film

    access_time08-05-2025 remove_red_eye1333 personBudhi Firmansyah Surapati
  3. Jakarta Diproyeksikan Jadi Kota Tujuan Wisata Olahraga

    access_time04-05-2025 remove_red_eye1282 personFakhrizal Fakhri
  4. Pemprov DKI-Kabupaten Karawang Perkuat Kerja Sama Pangan

    access_time06-05-2025 remove_red_eye1280 personDessy Suciati
  5. Dilantik Jadi Kadiskominfotik, Budi Awaluddin Naik Transjakarta ke Balai Kota

    access_time07-05-2025 remove_red_eye1237 personFolmer

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik