Bangun Jalan Layang Transjakarta, DKI Siapkan Rp 2,5 T
Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2,5 triliun untuk pembangunan jalan layang sebagai jalur bus Transjakarta koridor XIII dengan rute Ciledug-Kapten Tendean. Saat ini proyek tersebut sudah masuk proses lelang. Ditargetkan pada akhir tahun ini, groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunannya bisa dilakukan.
Ini sudah proses tayang di ULP untuk proses lelang. Anggarannya Rp 2,5 triliun
Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI,
Agus Priyono mengatakan, saat ini berkas pembangunan jalan layang untuk koridor XIII sudah masuk proses tayang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI Jakarta."Ini sudah proses tayang di ULP untuk proses lelang. Anggarannya Rp 2,5 triliun," kata Agus di Balaikota, Rabu (6/8).
Busway Layang Bukan untuk Angkutan UmumAgus menjelaskan, untuk tahap awal pembangunan jalan layang tersebut hanya digunakan khusus untuk jalur busTransjakarta koridor XIII. Namun untuk konstruksinya sengaja dirancang untuk bisa ditambah lajurnya.
"Sekarang ini baru satu boks untuk busway saja. Tapi konstruksi sudah kita persiapkan mau nambah kanan dan kiri boks untuk kendaraan lain bisa," ujar Agus.
Penambahan tersebut, kata Agus, bertujuan untuk menambah rasio jalan di ibu kota. Sehingga nantinya jalan layang tersebut, tidak hanya digunakan untuk jalur Transjakarta saja, tetapi juga bisa mix traffic.
"Tapi kalau mau tambah road ratio, yang koridor Ciledug-Kapten Tendean itu sudah kita persiapkan untuk yang umum. Mix traffic masuknya. Nanti busway tetap di tengah," katanya.
Selain itu, hal ini juga sejalan dengan rencana Pemprov DKI dalam menerapkan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP). Jalan layang telah dirancang masing-masing dua lajur untuk setiap sisinya. "Misalnya untuk ERP mau di situ, kita siap," ucapnya.
Pembangunan jalan layang tersebut direncanakan untuk tiga koridor yakni koridor XIII (Ciledug-Kapten Tendean), koridor XIV (Kapten Tendean-Kalimalang), dan koridor XV (UI-Manggarai). Namun koridor XIII sengaja didahulukan karena melihat tingkat kemacetan yang paling parah.
Sementara untuk dua koridor lainnya, saat ini masih dalam proses pengajuan pembangunan dengan tahun jamak atau multiyears ke DPRD DKI Jakarta. Jika nantinya pengajuan tersebut disetujui, ditargetkan pada akhir tahun ini sudah bisa masuk proses lelang melalui ULP.
Selain itu, Dinas Perhubungan DKI juga mengajukan perpanjangan koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang) yang juga dibangun secara layang. Ketiga koridor layang tersebut ditargetkan rampung pada 2016 mendatang.
Untuk jalur layang akan dibangun dengan ketinggian 10 meter. Sehingga nantinya penumpang yang akan naik bus Transjakarta akan disediakan tangga dan eskalator. Halte sebagai tempat naik turun penumpang dari bus juga berada di atas jalan. Masing-masing koridor memiliki panjang hingga 20 kilometer.