Pemprov Suntik Modal Bank DKI Rp 3 Triliun
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan Bank DKI. Salah satunya dengan melakukan perubahan Perda Penambahan Modal Dasar pada Bank DKI.
Saat ini, modal yang telah disetor Rp 2,93 triliun, masih kurang sekitar Rp 560 milliar
Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono mengatakan, penyertaan modal pemerintah kepada Bank DKI akan mulai dilakukan tahun depan dengan nilai sekitar Rp 3 triliun.
"Saat ini, modal yang telah disetor Rp 2,93 triliun, masih kurang sekitar Rp 560 milliar," kata Eko, melalui siaran pers yang diterima beritajakarta.com, Minggu (24/8).
Akhir Masa Jabatan, DPRD DKI Sahkan Enam PerdaOleh karena itu, kata Eko, peningkatan modal dasar ini perlu dilakukan agar Bank DKI bisa masuk BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) III. Sehingga suntikan modal sebesar Rp 3 triliun akan dilakukan pada tahun depan. "Rencana Pemprov DKI Jakarta itu akan meningkatkan modal inti bank menjadi Rp 7 triliun pada 2015 mendatang," ujarnya.
Selain itu, CAR (capital adequacy ratio atau rasio kecukupan modal) juga bertambah dari yang per Juli 2014 19,32 persen bisa mencapai lebih dari 20 persen. Eko menargetkan pada 2016, Bank DKI dapat menjadi bank pilihan untuk kategori bank kelas menengah.
Dia menambahkan, kinerja keuangan Bank DKI per Juni 2014 terus menunjukkan peningkatan. Komposisi DPK Bank DKI antara lain didominasi oleh deposito yang mencapai 46,39 persen atau Rp 10,89 triliun, tumbuh 5,52 persen dari total deposito Juni 2013 senilai Rp 10,32 triliun. Portofolio giro mengikuti dengan besaran mencapai Rp 8,73 triliun atau 37,21 persen dari total DPK, meningkat 8,22 persen dari total giro Juni 2013 yang mencapai Rp 8,07 triliun. Terakhir, adalah tabungan dengan besaran Rp 3,85 triliun atau 16,40 persen dari total DPK, tumbuh 7,88 persen dari saldo tabungan per Juni 2013 yang mencapai Rp 3,56 triliun.
Pertumbuhan kredit yang lebih signifikan dari pertumbuhan DPK mendorong rasio LDR Bank DKI per Juni 2014 di kisaran 85,65 persen. Kendati demikian, Eko Budiwiyono menyatakan bahwa Bank DKI tetap menerapkan manajemen kredit yang teliti dan ketat sehingga pertumbuhan kredit yang signifikan ini juga dibarengi oleh menurunnya rasio kredit bermasalah.
Pengelolaan kinerja keuangan yang baik pada akhirnya mendorong peningkatan aset Bank DKI per Juni 2014 mencapai Rp 33,48 triliun, atau tumbuh 16,90 persen dibanding periode Juni 2013 yang hanya Rp 28,64 triliun. Oleh karena itu, dengan pencapaian kinerja paruh pertama 2014 yang sangat baik ini, Eko Budiwiyono optimistis mampu mencapai target laba di akhir 2014 menjadi Rp 1 triliun. Keyakinan ini terutama dengan adanya dukungan pemegang saham berupa penambahan modal disetor dari Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 1 triliun, sehingga total modal disetor menjadi Rp 2,93 triliun. Adapun p
osisi CAR Bank DKI per Juni 2014 adalah 18,45 persen. Dukungan likuiditas yang kuat ini membuat Bank DKI siap bersaing dan semakin kuat di masa yang akan datang.