Pasokan Menipis, Banyak SPBU Pilih Tutup
Lantaran kurangnya pasokan bahan bakar minyak (BBM), sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta Timur memilih tutup, Senin (25/8).
Bukan kelangkaan, karena stok kita masih ada. Hanya kita sedang melakukan pengendalian pasokan BBM sesuai instruksi pemertintah pusat
Seperti di SPBU 34-13305 di Jl Otista Raya, Bidara Cina, Jatinegara sudah sejak pagi tadi terlihat tutup. Parahnya lagi, di SPBU ini tak hanya BBM bersubsidi jenis premium dan solar yang habis, melainkan BBM non subsidi seperti Pertamax juga habis.
Jokowi Ingin DKI Jadi Contoh Penerapan BBG
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU Jl Radin Inten Duren Sawit dimana pihak pengelola SPBU telah memasang pengumuman habisnya BBM di SPBU tersebut. Alhasil, kondisi demikian tentu saja dikeluhkan para pengguna kendaraan yang terpaksa harus mencari SPBU lain.
"Sudah sejak dua pekan lalu ada pembatasan kuota sehingga kami hanya menjual 152 kilo liter premium. Untuk solar, kami dijatah 24 kilo liter per dua minggu. Padahal, kebutuhannya mencapai 45 kilo liter," ujar salah seorang petugas di SPBU 34-13305 Jl Otista Raya yang enggan disebutkan namanya, Senin (25/8).
Ia melanjutkan, karena seluruh pasokan BBM habis, pihak pengelola akhirnya memutuskan untuk menutup layanan kepada para pelanggan.
Menanggapi hal ini, Humas Ritel BB Region III PT Pertamina, Nila Suciany mengatakan, yang terjadi bukanlan kelangkaan BBM. Sebab stok BBM hingga kini masih tersedia dan cukup untuk 18 hari ke depan.
"Bukan kelangkaan, karena stok kita masih ada. Hanya kita sedang melakukan pengendalian pasokan BBM sesuai instruksi pemertintah pusat," katanya.
Pengendalian BBM bersubsidi ini, sambungnya, dilakukan sejak 1 Agustus lalu. Bahkan untuk solar ada pengaturan penjualan, dari pukul 08.00-20.00 setiap harinya. Pengendalian ini bertujuan agar pasokan solar tidak habis pada November 2014 dan premium pertengahan Desember 2014.
Alhasil, ditambahkan Nila, pengendalian distribusi ini berimbas pada pengurangan pasokan BBM ke seluruh SPBU.