Gorong-gorong Kali Sunter Tersumbat
Warga Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, harus mewaspadai ancaman banjir yang diprediksi akan menggenangi wilayah mereka. Terlebih, saat ini gorong-gorong Kali Sunter yang melintang di bawah Kalimalang, pada sisi utaranya tersumbat tumpukan tanah dan karung berisi tanah sehingga menghambat laju air di kali tersebut.
Kini warga resah dengan ancaman banjir kalau sumbatan tanah itu tidak segera dibersihkan
Dari empat lubang gorong-gorong selebar sekitar 2,5 meter dan tinggi 4 meter, terdapat dua lubang gorong-gorong yang tersumbat tumpukan tanah dan karung setinggi 1,5 meter. Tak hanya itu, pada ujung sisi selatan gorong-gorong terjadi sedimentasi sepanjang sekitar 175 meter dengan lebar 15 meter. Pada bagian tengah sedimentasi juga terdapat rumput dan ilalang setinggi 1 meter serta dua pohon pisang setinggi 2,5 meter.
Ketua RW 03 Cipinang Melayu, Muchtar Usman menuturkan, sedimentasi ini pernah dikeruk oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dengan kontraktor PT Brantas Abipraya. Namun, pengerukan sedimentasi itu hanya berjalan 3 minggu.
Proyek Gorong-gorong Terkendala Tiang Listrik
"Sayangnya, tidak semua tanah sedimentasi ini dibuang ke daratan.
Kini warga resah dengan ancaman banjir kalau sumbatan tanah itu tidak segera dibersihkan ," ujar Muchtar, Jumat (31/10).Terkait hal itu, Anas Ridho, Penanggung Jawab Pengerukan Kali Sunter dari PT Brantas Abipraya mengatakan, saat itu rencananya sedimentasi akan dikeruk. Hanya saja karena warga sekitar melarang tanah kerukan dibuang di bantaran kali, maka proyek dihentikan. Lahan milik warga di bantaran Kali Sunter juga akan dibebaskan untuk normalisasi kali.
"Sementara proyek kita hentikan dulu, karena tidak ada pembuangan tanahnya. Sekarang lagi mencari lokasi pembuangan dan kita akan siapkan alat berat untuk keruk tanah sedimentasi," kata Anas.
Sementara itu, Humas BBWSCC, Putu Wirawan membenarkan, tahun lalu memang ada program pengerukan. Kemudian gorong-gorong sengaja ditutup untuk mempermudah proses pengerukan sedimentasi dan lumpur. Hanya saja karena dikerjakan secara manual, hasilnya tidak maksimal. Rencananya akan dilanjutkan pengerukan kali dan sedimentasi menggunakan alat berat dalam waktu dekat ini.
“Sudah kita perintahkan agar sumbatan itu diangkut. Memang itu sengaja ditutup karena teknik pengerukan tanah sedimentasi harus begitu, agar air tidak mengalir. Yang pasti nanti kita bersihkan dan angkut semua sedimentasi dan timbunan tanah di gorong-gorong itu,” jelasnya.