Bisa Ikut Desain Seragam Guru Bawa Kebanggaan Tersendiri Bagi Pelajar Ini
Jasa guru sungguh tidak ternilai
Rasa bangga, senang, haru menyelimuti para pelajar yang telah mengikuti kompetisi sekaligus terpilih menjadi tiga terbaik desain seragam guru.
Mengenal Tiga Siswi SMK Nominator Perancang Seragam Satpol PP
Adalah, Hana Khairunnisa, salah seorang peserta didik dari SMA Negeri 8 Jakarta. Hana mengatakan, dirinya merasa sangat bersyukur bekal kemampuan dan keterampilan yang tidak terlepas dari peran para pendidik di sekolah dapat diaplikasi dan didedikasikan bagi guru.
"Jasa guru sungguh tidak ternilai. Saya sangat senang bisa memberikan karya terbaik yang mampu saya buat untuk para guru," ujarnya, kepada beritajakarta.id, beberapa waktu lalu.
Hana menjelaskan, proses desain pakaian seragam guru memerlukan waktu sekitar dua minggu dengan memperhatikan berbagai unsur supaya sesuai dengan tema ceria dan dinamis.
"Pengaplikasiannya, ceria dari perpaduan warna oranye sama kuning supaya terkesan ceria dan semangat. Desain bajunya saya buat supaya tetap sederhana tapi terkesan rapi, dan konsep ready to wear," terangnya.
Peserta lainnya yang masuk dalam tiga terbaik dari SMA Negeri 49 Jakarta, Emilia Prahara menuturkan, untuk menghasilkan karya terbaik, terlebih dahulu dirinya mencari sejumlah sumber referensi.
"Ini menjadi momen yang sangat membanggakan, jadi saya harus berusaha sebaik mungkin," terang siswi yang duduk di Kelas XII itu.
Emilia menambahkan, dirinya memilih unsur batik sebagai perwakilan dari tema ceria itu sendiri. Dirinya juga mempertimbangkan beberapa ide desain salah satunya mengambil unsur yang berbeda dari desain seragam pada umumnya.
"Saya memutuskan mengambil desain ini, karena adanya perbedaan bentuk kerah yang selama ini belum saya temukan di baju-baju seragam di sekitar saya," ungkapnya.
Sementara, Vira Widya asal SMK Negeri 58 Jakarta juga merasa senang dan bangga karena karya yang dibuatnya menjadi satu dari tiga desain yang akan dipilih oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk seragam guru di Jakarta.
"Saya sangat bersyukur. Sebelum menuangkan ide saya terlebih dahulu menambah wawasan mengenai dasar-dasar teknik desain mode dari sejumlah buku.
"Dalam karya yang saya buat saya mengolaborasikan baju formal untuk guru dengan batik khas Betawi. Sesuai tema ceria dan dinamis, saya menggunakan warna-warna khas Betawi yang memang dominan dengan warna cerah seperti merah, kuning, biru, dan lain-lain," ucapnya.
Menurutnya, selain lewat warna yang ceria, desain seragam guru juga dibuat dengan potongan-potongan yang dinamis dengan aksen batik Betawi yaitu, motif tumpal.
"Motif batiknya saya buat sendiri dengan menggabungkan berbagai corak flora khas Jakarta yakni, tanaman sirih gading dan nona makan sirih yang distilasi ke dalam bentuk batik Betawi," imbuhnya.
Kepala Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Premi Lasari menerangkan, ada 113 ide desain seragam guru yang dikirimkan via email berasal dari pelajar SMA dan SMK di DKI Jakarta.
Pihak panitia kemudian melakukan seleksi berdasarkan beberapa kriteria penilaian yakni, papan ide (mood board) ukuran A4 berisi gambar inspirasi desain dan narasi; desain harus bertema ceria dan dinamis; keterangan narasi dari desainnya; menyertakan unsur kebudayaan Betawi.
"Sudah terpilih tiga desain terbaik yang kemudian desainnya dikembangkan oleh tim desainer menjadi sampel," bebernya.
Saat ini, sambungnya, tiga desain pakaian guru sedang dalam tahap revisi final sebelum dipilih oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Nantinya desain yang terpilih akan dikenakan guru saat mengajar," tandasnya.
Untuk diketahui, Lomba Ide Desain Pakaian Mengajar Guru digelar sejak April 2019 lalu. Penilaian dilakukan oleh juri berkompeten dari Indonesia Fashion Chamber, Dinas Pendidikan, Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi, serta UPT Tekstil Dinas Perindustrian.