Dinas PU Akan Ubah Sistem Pembuangan Air
Munculnya titik genangan di sejumlah jalan pasca hujan, hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pekerjaan (PU) DKI Jakarta. Titik genangan di ruas jalan ibu kota itu disebut-sebut terjadi karena saluran drainase tidak sanggup menampung air.
Karena drainase sudah tidak menampung air lagi, makanya kita mau ubah sistem pembuangan dari horizontal ke vertikal
"Saluran drainase di jalan dan wilayah pemukiman sudah tidak mampu lagi menampung air. Itulah yang menyebabkan munculnya genangan," ujar Agus Priyono, Kepala Dinas PU DKI, Jumat (2/1).
Pantau Pintu Air, Dinas PU Pasang 15 CCTV Baru
Dikatakan Agus, berdasarkan evaluasi titik genangan dan banjir di lapangan, pihaknya akan mengubah sistem pembuangan air yang selama ini horizontal langsung ke laut, menjadi vertikal yakni meresap ke dalam tanah.
"Karena drainase sudah tidak menampung air lagi, makanya kita mau ubah sistem pembuangan dari horizontal ke vertikal," katanya.
Menurut Agus, untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya akan membangun sumur resapan di titik-titik yang diprioritaskan. Sistem pembuangan air vertikal melalui pembangunan sumur resapan itu nantinya dikerjakan Dinas Binamarga dan Dinas PU Tata Air.
"Anggarannya masing-masing Rp 50 miliar untuk Dinas Binamarga dan Dinas PU Tata Air," ucapnya.
Selain genangan, lanjut Agus, pihaknya bersama Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) pada tahun ini juga terus berupaya menormalisasi Kali Ciliwung dan mempercepat pembuatan Pintu Air Manggarai dan Karet Tengsin.
"Normalisasi kali-kali besar juga terus kita kejar bersama pemerintah pusat untuk mengendalikan banjir di wilayah pemukiman," tuturnya.
Ia menyampaikan, mengendalikan banjir di ibu kota tidak semudah membalikan telapak tangan, atau diselesaikan dalam waktu singkat. Banjir yang melanda ibu kota juga tidak cukup hanya dengan mengandalkan pompa-pompa penyedot air.
"Fungsi pompa hanya bisa optimal apabila kondisi kali atau penampuangan air seperti waduk tidak meluap," ucapnya.
Meski demikian, Agus mengaku siap menghadapi puncak musim penghujan yang diprediksi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bakal terjadi pada minggu ketiga Januari 2015.
"Kami sudah siapkan solar jika pompa listrik mati, perahu karet, batu kali dan sejumlah alat berat," tandasnya.