You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Food Station Tjipinang Jaya Torehkan Catatan Positif Siap Jadi Role Model
.
photo doc - Beritajakarta.id

PT Food Station Tjipinang Jaya Terus Bukukan Kinerja Positif

PT Food Station Tjipinang Jaya (Food Station) terus mencatatkan kinerja postifnya selama ini. Salah satunya ditunjukkan dengan menyediakan komoditas pangan beras sehingga perseroan mampu menjaga inflasi beras di DKI Jakarta yang relatif stabil dan lebih rendah dari inflasi beras tingkat nasional.

Sebagai BUMD kita ikut menjaga stabilitas harga dengan operasi pasar,

Kemampuan Food Station dalam menjaga pasokan pangan tak lepas dari lini bisnis perseroan yang bergerak dari hulu hingga hilir. Bahkan kini tak hanya memiliki lahan pertanian yang memproduksi beras, tapi juga sampai memasarkan hingga ke tangan konsumen.

"Sebagai BUMD kita ikut menjaga stabilitas harga dengan operasi pasar. Tapi operasi pasar saat ini sangat berkurang. Karena stabilisasi harga di Jakarta sudah sangat baik," ujar Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Kamis (30/4).

Food Station Siapkan Beras dan Minyak Goreng untuk Paket Bantuan

Indikator harga beras di Jakarta yang terkendali terlihat dari inflasi di ibukota yang memang rendah. Menurutnya, untuk periode 1 Januari hingga 1 Desember 2019, grafiknya jauh di bawah inflasi beras nasional. Inflasi beras tertinggi terjadi pada Juli 2019 sebesar 0,87 persen. Sementara saat bersamaan inflasi beras nasional malah menembus 4,98 persen.

"Banyak tokoh yang memuji kinerja kami. Kami juga sudah siap menjadi role model perusahaan lain dan siap jika sistemnya harus di-copy paste atau ditiru oleh perusahaan lain. Makanya, beberapa kali Food Station menjalin kerja sama dengan BUMN pangan, tak hanya Bulog ada juga Perhutani, Perindo, dan lainnya," katanya.

Tidak hanya itu, sambung Arief, kinerja keuangan PT Food Station juga mampu menorehkan catatan positif. Sepanjang 2019 , total pendapatannya mencapai Rp 2,1 triliun, dan total perdagangan mencapai Rp 2,1 triliun, dengan perdagangan yang berasal dari operasi pasar sebesar Rp 377,6 miliar.

"Untuk perdagangan operasi pasar ini untuk menjaga harga dan inflasi, jadi tidak menghasilkan margin," tandasnya.

Kemudian untuk perdagangan dari pasar modern juga mencapai Rp 420,2 miliar, sedangkan dari perdagangan tradisional sebesar Rp 1,7 triliun. Dengan capaian itu perseroan mencatatkan laba operasional sebesar Rp 72,1 miliar dan laba bersih sebanyak Rp 70,7 miliar.

Untuk kontribusi perdagangan, tambah Arief, sebanyak 98,1 persen berasal dari lini perdagangan dan hanya 1,9 persen saja dari sektor properti. Sementara kontribusi penjualan terbesar dari perdagangan tradisional sebanyak 62 persen, operasi pasar 18 persen, dan perdagangan modern 20 persen.

"Adapun untuk kontribusi penghasilan dari komoditasnya, beras masih yang tertinggi mencapai 61,10 persen, lalu susu 14,42 persen, telur 6,95 persen dan lainnya," tandas Arief.




Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1464 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1280 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Halte Simpang Pramuka dan Rawamangun Ditutup, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan

    access_time18-12-2024 remove_red_eye1070 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Kadishub Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Layanan Transjakarta Setelah MRT Fase 2A Selesai

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1011 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Semarak Christmas Carol di Jakarta Sambut Natal

    access_time18-12-2024 remove_red_eye983 personDessy Suciati