Disparekraf DKI Adakan Sembilan Kali Pelatihan Selama Pandemi COVID-19
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta tetap memberikan pelatihan kepada Jakpreneur binaan di masa pandemi COVID-19. Tercatat, sebanyak sembilan kali pelatihan telah dilaksanakan selama periode Mei sampai 14 Juli 2019.
Kami berikan pelatihan yang benar-benar menarik dan kekinian seperti pelatihan teknik pembuatan video, branding produk
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparekraf DKI Jakarta, Helma Dahlia mengatakan, mayoritas pelatihan dilakukan secara daring karena situasi pandemi COVID-19. Beberapa di antaranya juga melakukan pelatihan secara langsung atau tatap muka, bersamaan dengan pelatihan daring.
Helma merinci, pelatihan yang diberikan diantaranya pemasaran digital, foto produk dan penulisan konten untuk pemasaran, edukasi keuangan, dan permodalan.
Ini Protokol Pencegahan COVID-19 Usaha Pariwisata Saat Masa Transisi"Kami tetap melakukan pelatihan secara virtual atau daring sebagai perhatian kepada Jakpreneur binaan supaya bisa bertahan dan berusaha di tengah pandemi COVID-19," ujar Helma, Selasa (14/7).
Helma menilai, animo Jakpreneur binaan mengikuti pelatihan cukup tinggi. Terutama untuk pelatihan dengan sistem daring, yang minimal diikuti oleh 80 peserta. Namun untuk pelatihan secara langsung memang ada batasan maksimal peserta sesuai protokol kesehatan.
"Tapi tetap melaksanakan protokol COVID-19 seperti menjaga jarak, memakai masker dan menyediakan hand sanitizer. Kami juga menetapkan batas maksimal, 50 orang sudah tidak boleh," jelasnya.
Menyiasati animo peserta yang ingin turut serta, Suku Dinas Parekraf di masing-masing wilayah ikut memfasilitasi Jakpreneur binaan mengikuti pelatihan, termasuk bagi peserta yang mengalami keterbatasan teknologi.
Helma menambahkan, tujuan pelatihan Jakpreneur binaan online agar mereka memiliki pengetahuan baru, makin kreatif dan inovatif, serta lebih produktif di masa pandemi COVID-19.
"Kami berikan pelatihan yang benar-benar menarik dan kekinian seperti pelatihan teknik pembuatan video, branding produk. Sebagai ekonomi kreatif harusnya produk yang diproduksi itu yang artisan dan bagus," tandas Helma.