Joint Venture JXB Bakal Jadikan Kota Tua-Sunda Kelapa Destinasi Wisata Berkelas Dunia
Jakarta Experience Board (JXB) yang merupakan branding baru dari PT Jakarta Tourisindo melakukan joint venture dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) untuk merevitalisasi dan mengembangkan kawasan wisata Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi berkelas dunia.
Luasnya mencapai 241 hektare
Direktur Utama JXB, Novita Dewi mengatakan, melalui joint venture ini akan tercipta sebuah tim yang kuat atau super team dari entitas-entitas yang memiliki rekam jejak dan reputasi yang baik di bidang masing-masing.
"Ini menjadi salah satu pekerjaan utama untuk mengembangkan destinasi wisata, khususnya di Kota Tua. Kita berharap Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata tingkat dunia," ujarnya, Kamis (29/4).
Gubernur Anies Tegaskan Transformasi Kota Tua - Sunda Kelapa Gunakan Pendekatan Kolaboratif, Masif, dan TerstrukturNovita menjelaskan, kolaborasi ini menjadi angin segar bagi percepatan pengembangan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa sebagai destinasi wisata yang terpadu dan modern. Namun, tetap mempertahankan nilai heritage, sekaligus mengokohkan Jakarta sebagai salah satu destinasi pariwisata paling bersejarah di Indonesia.
"Total area perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Tua-Sunda Kelapa luasnya mencapai 241 hektare. JXB bersama dua partner kita, ITDC dan MITJ melakukan joint venture yang diharapkan dapat menghasilkan suatu sistem pengelolaan yang efektif, efisien dan tentunya terintegrasi serta berkelanjutan," urainya.
Menurutnya, banyak pemangku kepentingan atau stakeholder yang terkait dengan Kota Tua namun tidak ada sistem yang menghubungkan. Untuk itu, melalui kolaborasi ini dapat melakukan pengelolaan yang efisien untuk mewujudkan Kota Tua sebagai magnet baru pariwisata Jakarta, bahkan Indonesia
"Selama ini sifatnya hanya parsial, menurut saya ini yang pertama kolaborasi terbesar antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat di sektor pariwisata. Ini suatu momentum yang sangat strategis untuk bisa menggerakkan seluruh stakeholder bergerak ke arah satu visi yang sama," terangnya.
Novita menuturkan, pengelolaan kawasan ini bukan hanya dapat mendongkrak sektor pariwisata yang sempat terpuruk selama pandemi COVID-19, tapi juga memberi kontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian, meningkatkan kesejahteraan warga sekitar Kota Tua dan Sunda Kelapa, serta membangun rasa percaya diri (local pride) masyarakat setempat.
"Saya berharap joint venture ini dapat memberikan solusi atas segala permasalahan di Kota Tua dan merupakan suatu langkah konkret atas banyaknya sikap skeptis bahwa revitalisasi Kota Tua tidak akan pernah selesai," ungkapnya.
Ia menambahkan, setelah penandatanganan dokumen perjanjian pokok tentang pembentukan perusahaan patungan pengelolaan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa akan dilanjutkan dengan melakukan pembuatan masterplan atau grand design.
"Selama ini belum ada grand design yang jelas mengenai Kota Tua ini. Setelah grand design selesai, baru kita mengajak seluruh stakeholder untuk sama-sama mewujudkannya," tandasnya.