1.240 Jakpreneur Ikuti Pelatihan Digital Marketing
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta berkolaborasi dengan PT Berkah Niaga Digital menggelar rangkaian pelatihan digital marketing ‘Jwalbli’.
Kesempatan emas bagi para Jakpreneur untuk memperluas pangsa pasar produk
Rangkaian pelatihan ini dimulai dari Januari hingga November 2022 dan dilaksanakan sebanyak delapan batch di enam wilayah Jakarta.
Adapun peserta yang terlibat dalam rangkaian pelatihan ini sebanyak 1.240 Jakpreneur. Pelatihan ini sendiri disediakan gratis, sehingga para peserta tidak perlu mengeluarkan biaya.
Dinas PPKUKM Minta Ritel Modern Batasi Penjualan Minyak GorengKepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, di masa pandemi COVID-19, usaha pelaku UKM dan IKM agak tersendat karena kesulitan menjual produk. Kondisi tersebut memaksa Jakpreneur untuk menjual produknya secara online.
Menurut Ratu, ada beberapa hal yang membuat Jakpreneur kurang memahami atau tertarik dengan pemasaran digital. Di antaranya karena tak mempunyai biaya membuat website dan tidak mengetahui teknik atau mengoperasikan aplikasi marketplace.
"Maka dari itu, kami mengajak para Jakpreneur untuk mengikuti pelatihan. Momen ini kesempatan emas bagi para Jakpreneur untuk memperluas pangsa pasar produk dengan memanfaatkan platform toko online Jwalbli," ucap Ratu saat membuka rangkaian pelatihan digital marketing ‘Jwalbli’ di Kantor Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (2/2).
Ratu mengutarakan, dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Kewirausahaan Terpadu disebutkan, Pemprov DKI Jakarta dapat melaksanakan pembentukan jejaring dan pasar bersama.
Salah satunya melalui pengembangan jaringan promosi dan pemasaran melalui media cetak, elektronik (daring) dan luar ruang.
Ia berharap, kolaborasi ini dapat memantik tumbuhnya geliat UKM dan IKM yang telah menggerakkan
lebih dari 90 persen roda perekonomian Jakarta."Digitalisasi adalah sebuah keniscayaan. Kalau tidak ikut digitalisasi, tentu produk Jakpreneur tidak akan banyak terjual," terangnya.
Juli Handayani (38), salah satu peserta pelatihan mengaku belum pernah memasarkan produk secara daring (online) sebelum bergabung menjadi Jakpreneur. Kini, penjualan produk usahanya selalu mengandalkan media sosial dan marketplace.
"Manfaatnya besar sekali untuk pengembangan produk saya di bidang kuliner melalui pemasaran dan promosi secara online," tandasnya.