Warga Dukung Jl Raya Rawa Buaya Diganti Jl Guru Ma'mun
Mayoritas warga RW 01 Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat, menyambut positif penyematan nama Guru Ma'mun sebagai nama jalan di wilayah mereka.
T okoh agama, alim ulama, intelektual asli Rawa Buaya.
Ketua RW 01 Kelurahan Rawa Buaya, Muhammad Sahri mengatakan, nama Guru Ma'mun memang sudah sangat melekat sebagai tokoh pendidikan Islam di wilayah Rawa Buaya. Jadi, tak heran apabila warga mendukung langkah Pemprov DKI yang mengganti nama Jl Raya Rawa Buaya dengan Jl Guru Ma'mun.
"Rawa Buaya ini terkenal dengan kelahiran para ulama besar, saat warga tahu ada nama salah satu ulama besar dijadikan jalan mereka langsung setuju," tuturnya, Senin (4/7).
Tokoh Masyarakat Tanah Abang: Pergantian Nama Jalan Menambah Literasi WargaSelain mendapat persetujuan warga, lanjut Sahri, pihaknya juga meminta restu dari anak Guru Ma'mun yang masih tinggal di Rawa Buaya, H. Mahfud Ma'mun. Mereka pun setuju dengan pergantian nama tersebut.
"Guru Ma'mun ini tokoh agama, alim ulama, intelektual asli Rawa Buaya. Penamaan tokoh ini menjadikan warga, terutama generasi muda, semakin mengetahui peran beliau dalam menyiarkan agama Islam di Rawa Buaya. Jasa beliau harus dikenang," terangnya.
Hal senada, diutarakan Eril Jamal (50),
warga RT 5 RW 01. Menurutnya, Guru Ma'mun merupakan panutan yang telah meninggalkan banyak kesan positif bagi warga asli Rawa Buaya."Beliau sesepuh di sini yang selalu diteladani," tukasnya.
Untuk diketahui, nama asli Guru Ma'mun adalah Abdurrazak Ma'mun. Semasa hidup, ia dijuluki sebagai Singa Podium, karena kemampuan berpidato yang hebat.
Guru Ma'mun ikut berperan dalam memajukan pendidikan di Betawi, terutama mengenai ilmu Islam. Salah satu cara Guru Ma'mun memajukan pendidikan Islam adalah dengan mendirikan madrasah bernama Madrasah Raudhatul Muta'allimin pada 1945.